Nama             : Sulis Rinawati
Bidang Studi      : Matematika
Mata Kuliah      : Pembelajaran Berdiferensiasi
Dosen Pengampu : Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd.Â
PPG Calon Guru Gelombang 2 Tahun 2024
LPTK Universitas Islam Sultan Agung
Indonesia adalah negara dengan beragam budaya, etnis, sosial, dan budaya. Keragaman di Indonesia tidak menimbulkan perpecahan tapi justru menguatkan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Keberagaman tersebut telah membaur dalam kehidupan bermasyarakat.
Landasan terhadap keberagaman yang ada di Indonesia dan kesadaran pemerintah terhadap kebutuhan setiap individu yang berbeda-beda memunculkan inovasi untuk menerapkan pembelajaran yang mendukung hal-hal tersebut. Menteri Pendidikan Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, B.A, M.B.A. mencanangkan Kurikulum Merdeka  pada bulan Februari 2022 yang membawa corak tersendiri dalam dunia pendidikan. Dalam Kurikulum Merdeka mengusung pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi memang bukan hal yang baru di era abad 21 ini. Tokoh yang sangat terkenal dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah Carol Ann Tomlinson. Beliau banyak membuat buku dan tulisan tentang pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Pembelajaran berdiferensiasi muncul karena adanya keberagaman peserta didik. Bahwa setiap individu adalah unik, tidak ada yang sama. Setiap individu memiliki minat, bakat, dan potensinya sendiri. Ada yang memiliki bakat di bidang olahraga, seni, akademik, dan lain-lain. Potensi peserta didik dapat  dikembangkan secara optimal dengan mengakui dan menghargai keberagaman peserta didik. Guru dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi yang penuh.
Apakah pembelajaran berdiferensiasi dapat mewadahi keberagaman peserta didik? Jawabannya adalah iya, karena pembelajaran berdiferensiasi dalam penerapannya menghargai setiap perbedaan. Siswa yang berbeda latar belakang, sosisal, ekonomi, agama, etnis, dan budayanya di sekolah diperlakukan sama dalam pembelajaran. Mereka memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, menyampaikan gagasan, dan pendapatnya. Siswa dengan gaya belajar berbeda juga mendapatkan fasilitas pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajarnya. Pembelajaran di kelas dibuat menyenangkan dan disesuaikan sesuai tahap perkembangan kognitif peserta didik. Dalam merancang pembelajaran yang berdiferensiasi, guru benar-benar harus memfasilitasi semua peserta didik dari latar belakang yang berbeda dan kemampuan yang berbeda. Siswa dengan minat dan bakat di bidang sains, olahraga, seni, dan lain-lain juga dikembangkan potensinya dengan bimbingan khusus untuk mewadahinya.