Mohon tunggu...
Sulis Giingsul
Sulis Giingsul Mohon Tunggu... profesional -

http://gembiraloka.wordpress.com/ Bekerja sebagai Desainer Interior Menguasai dua bahasa: 1) Bahasa Jawa campur dikit-dikit Indonesia 2) Bahasa Indonesia campur dikit-dikit Inggris

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kalimat-kalimat yang Terlanjur Mengandung Rindu

18 Februari 2012   10:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:30 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1
Kau melemparkan karang kecil jauh ke laut.
“Demikianlah rinduku, selalu jatuh jauh darimu,
tak pernah bisa kaudengar” katamu.

2
Lihatlah!
Ada baju, radio, kulkas, buku-buku, ranjang,
dan foto orang yang sedang sangat kurindukan.

3
Atas ketabahanku malam ini–tidak membangunkan tidurmu,
aku merasa berhak menerima hadiah. Kelak, di seberang sana,
di ujung pulau Jauh, berupa rindu yang dua kali lebih aduh.

4
Demikianlah rindunya, sesenyap sajak tanpa kata-kata.

5
Sejak pernah merindukanmu, ia belum pernah sungguh-sungguh melupakanmu
Sejak pernah mencintaimu, ia belum pernah sungguh-sungguh tak merindukanmu.

6
Cuma ada sedikit yang perlu kubawa:
kenang-kenangan, rindu-rindu, dan mimpi-mimpi
sebagai bekal pergi ke tempat yang tidak kuimpikan
tadi malam.

7
aku tak dua kata itu ada di puisiku.
maka telah kuputuskan untuk melakukan dua hal ini:
kata benci kuganti dengan kata rindu,
kata marah kuganti dengan kata tersenyum

8
aku rindu kau
terlebih ketika ingat kau tersenyum
bisakah kau menuliskan baris-baris berikutnya?

9
cinta lebih ajaib daripada puisi
dan rindu adalah pedih yang paling indah

10
seandainya kelak kau tak dapat memahami buku ini
hitunglah jumlah kata—cinta, rindu, dan kau—
yang kutulis berulang-ulang dengan sengaja

11
Aku melihat air tumpah dari mata
mereka yang masih mengasihi engkau.
_seperti embun di daun yang rindu jatuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun