Mohon tunggu...
Sulhan Rafsanjani
Sulhan Rafsanjani Mohon Tunggu... -

vamos

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ibas: Berita Miring Berbau fitnah

2 Desember 2013   18:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:24 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik makin memanas menjelang 2014, banyak cara yg dilakukan demi menjatuhkan lawan, Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014 hanya tinggal hitungan bulan. Suhu politik di Tanah Air mulai memanas. Partai-partai politik, termasuk di dalamnya kader, mulai mencuri start kampanye untuk menuai simpati masyarakat. Partai politik maupun tokoh politik Tidak hanya sibuk melakukan pencitraan, saling sikut satu sama lain, juga menghimpun dana. Pasalnya, biaya demokrasi di Indonesia terbilang mahal. Untuk menjadi pejabat negara, baik pusat maupun daerah, termasuk ikut berlaga sebagai calon presiden (capres), masing-masing calon harus merogoh kocek yang jumlahnya mencapai miliaran bahkan triliunan rupiah.


Peristiwa demi peristiwa memanas saat memasuki tahun 2014 dimulai dari Partai Golkar dibuat bonyok dan tertohok kala kasus Pajak Gayus dikaitkan kaitkan dengan sang ketua umum. Kasus Century pun semakin ‘meruncing’ ketika menjadi arena face to face Ical dan Bu Menteri. Kasus suap deputi senior BI, Miranda Goeltom menyeret sejumlah nama beken dan elit di PDIP. Tak tanggung tanggung sekaliber Panda Nababan cs pun dibuat pusing di meja hijau. Suka tidak suka, setuju atau tidak setuju serangan ini seperti skak mat dalam permainan catur. Bukan hanya Golkar dan PDIP PKS yang mengusung jargon bersih, peduli dan profesional tak ketinggalan kena getah serangan terselubung. Mulai diisukan daging berjenggot, tuntutan Jusuf Supendi, video mesum Anis Matta dan yang terhangat kasus Arifinto. Gerindra sebagai partai yang tertib pun terkena serang lewat anggotanya yang ‘digosipkan’ dugem di klub malam.


Partai Demokrat sebagai partai pemenang pemilu juga terserang oleh kekuatan yang terorganisir, Gak tanggung tanggung, menyeret nama nama jempolan di Partai Demokrat. Mulai dari Ketum Anas Urbaningrum, Andi Malaranggeng dan Nazaruddin. Partai Demokrat ditimpa musibah dari  kasus korupsi asrama atlet Sea Games. Dan yang terhangat saat ini adalah kasus suap SKK Migas ketika putera bungsu Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono disebut-sebut oleh tersangka Deviardi saat bersaksi dalam sidang suap di lingkungan SKK Migas dengan terdakwa Simon Gunawan Tanjaya di Pengadilan Tipikor. Keterlibatan yang seperti disampaikan oleh Deviardi dengan tegas dibantah oleh putra bungsu SBY,  Ibas menegaskan tidak mengenal orang-orang yang mengaku dekat dengan dirinya terkait penyidikan kasus suap SKK Migas. Ibas berharap masyarakat bisa membedakan informasi yang berkembang terkait dirinya dalam kasus ini. "Siapa saja bisa menyebut nama saya, namun dalam konteks hukum, seyogyanya dapat dipilah-pilah informasi mana yang mengandung fakta hukum, penggiringan opini, rumor politik atau yang mengarah ke fitnah," terangnya.


Pemilihan umum 2014 mulai memanas, gendering perang sepertinya tertabuh di seluruh pelosok Indonesia, Dengan meletupkan berita miring berbau fitnah mengenai Ibas, maka diharapkan dapat membidik dua pihak sekaligus, yaitu Presiden SBY dan Hatta. Bila ada pemberitaan miring mengenai Ibas, dua orang penting itu pun mengalami delegitimasi politik. Lebih jauh, Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional juga terdampak negatif. Ibas jelas sangat seksi secara politik pemberitaan. Seksi lantaran Ibas merupakan anak seorang presiden sekaligus menantu salah seorang calon presiden dalam pemilihan presiden mendatang Hatta Rajasa. Setidaknya sebagai publik kita harus dapat memilah berbagai informasi yang beredar di media massa. Mana di antara informasi-informasi itu yang berupa fakta hukum, mana sekadar rumor berbau fitnah.


Perpolitikan diindonesia akan semakin memanas untuk persiapan menuju tahun Pemilu 2014. Sehingga salah satu konsekuensinya adalah masyarakat akan semakin banyak disuguhi berita tentang dunia politik. Ada banyak hal yang barangkali tentu akan membuat jenuh dan bosan sebab kondisi carut marut dunia politik serta bidang hukum yang dinilai masih banyak mengecewakan. Sebut saja dalam salah satu aspek penegakan hukum yakni masalah banyaknya kasus korupsi. kepentingan masyarakat dan negara harus selalu dikedepankan, tidak boleh ikut-ikutan membuat suasana semkin gaduh dan membingungkan masyarakat. Situasi harus dibangun dengan kerja-kerja politik yang riil yang dapat langsung dirasakan masyarakat dan membuat masyarakat semakin cerdas dalam menilai permasalahan politik, sehingga pastisipasi masyarakat akan meningkat terhadap aktivitas dan pesta demokrasi nantinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun