TAHUKAH ANDA? Bangsa Indonesia membutuhkan negarawan yang mengimplementasikan politik pedagogi. Politik ini lazim disebut sebagai politik pendidikan. Politik pedagogi dapat dipahami sebagai politik yang memiliki visi untuk 'mendidik rakyat' untuk memiliki kemerdekaan psikologis, mandiri, cerdas, memiliki nalar kritis, memahami hak asasi manusia, dan memiliki inisiatif untuk memperjuangkan kemanusiaan.
Dari Bung Hatta Menuju Jokowi
Negarawan yang mengimplementasikan politik pedagogi merupakan negarawan yang memiliki kemampuan sebagai guru bagi bangsa Indonesia. Tanpa negarawan yang mengimplementasikan politik pedagogi, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang tidak berdaya.Â
Kita akan sulit memiliki eksistensi di era globalisasi. Pengelolaan kekayaan alam Indonesia akan terus-menerus didominasi bangsa asing dan sulit untuk mewujudkan kesejahteraan kolektif.
Di awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta merupakan salah seorang tokoh The Founding Fathers yang mengimplementasikan politik pedagogi. Dalam politik pedagogi, Bung Hatta cenderung fokus pada pendidikan konvensional. Di masa Bung Hatta berkarya, SDM yang menjalani pendidikan konvensional memang dibutuhkan untuk mengisi dalam sistem politik di masa awal berdirinya NKRI.
Di masa sekarang, pendidikan konvensional tidak lagi memenuhi kebutuhan zaman. Di Amerika--negara yang menyandang julukan sebagai negara maju--tidak sedikit pengangguran yang menyandang gelar akademis dari pendidikan konvensional setingkat doktoral.Â
Selain itu, gerakan dunia jauh lebih cepat, sehingga SDM di masa sekarang, membutuhkan edukasi yang jauh lebih praktis, sederhana, dan bisa diimplementasikan tanpa menjalani pendidikan konvensional yang memakan waktu yang sangat lama. Â Â Â Â
Dalam Pemilu yang akan berlangsung pada 2019, Jokowi merupakan kandidat calon presiden yang mengimplementasikan politik pedagogi. Uniknya, politik pedagogi yang dimplementasikan Jokowi tidak mengandalkan pendidikan konvensional, tetapi fokus pada upaya untuk mewujudkan kesuksesan secara kontekstual. Ajaran sukses tersebut tampak dari perilaku yang menjadi kebiasaan Jokowi. Bila Anda ingin sukses, kebiasaan Jokowi layak untuk Anda jadikan sebagai teladan. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Bila kita teladani pola perilaku yang telah 'diajarkan' Jokowi sebagai kebiasaan, maka kita pasti bisa meretas kesuksesan. Sebab, perilaku tersebut merupakan prinsip-prinsip yang telah mengubah kehidupan banyak tokoh-tokoh besar di dunia; mulai dari 'bukan siapa-siapa' menjadi tokoh yang luar biasa. Ajaran-ajaran yang bisa dijadikan sebagai kunci sukses tersebut, antara lain: Â Â Â Â
Pertama, memiliki sasaran (goals)
Setiap orang yang ingin sukses harus memiliki sasaran yang tepat yang akan diwujudkannya. Tanpa sasaran yang tepat, kita akan terus terombang-ambing dan tidak memiliki tujuan hidup dan gairah untuk mewujudkannya. Tanpa sasaran yang menjadi tujuan, kita akan rentan untuk menyalahkan orang lain, kondisi di luar diri, atau situasi yang menjadi kambing hitam kegagalan kita. Â Â Â Â