Mohon tunggu...
Suldi Ismail
Suldi Ismail Mohon Tunggu... Mahasiswa - Santri Nurul Hadi Bantul

Hanya santri Ponpes Nurul Hadi Bantul DIY dan sekaligus mahasiswa pada Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta. Berasal dari Maluku Utara tepatnya di Desa Lele yang dicintai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KH Imam Suhrowardi: Kesaksian itu dengan Kenyataan (Bukti) kemudian Pernyataan

14 Februari 2024   05:16 Diperbarui: 14 Februari 2024   07:41 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memberi kesaksian terhadap mayyit merupakan sebuah tradisi dalam sebagian masyarakat muslim Indonesia yang masih dilakukan hingga saat ini.

Tentunya dalam hal ini, ulama Nusantara memiliki landasan yang bisa dipertanggung jawabkan. Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab Shahih-nya dalam hal memberi kesaksian baik terhadap mayyit. Hadis yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik Radliyallhu 'anhu itu menuturkan:

مَرُّوا بِجَنَازَةٍ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَجَبَتْ» ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا، فَقَالَ: «وَجَبَتْ» فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَا وَجَبَتْ؟ قَالَ: «هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِ

Artinya: "Sahabat Anas bin Malik berkata, orang-orang lewat membawa satu jenazah, mereka memujinya dengan kebaikan. Maka Rasulullah bersabda, "Wajabat." Kemudian lewat lagi orang-orang membawa satu jenazah, mereka mencelanya dengan kejelekan. Maka Rasulullah bersabda, "Wajabat." Sahabat Umar bin Khathab berkata, "Apa yang wajib, ya Rasul?" Rasulullah bersabda, "Jenazah ini yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga. Dan orang ini yang kalian cela dengan kejelekan wajib baginya neraka. Kalian adalah para saksinya Allah di muka bumi."

Hadis yang menggambarkan para sahabat Nabi yang memberi kesaksian kepada mayyit saat berada di sisi Nabi SAW tersebut merupakan salah satu dari dasar para ulama dalam melanggengkan tradisi yang disebut "tahsiinul mayyit" atau memberi kesaksian baik terhadap mayyit.

KH Imam Suhrowardi menjelaskan bahwa tahsinul mayyit adalah bentuk pernyataan 'baik' kepada mayyit. Dan itu harus dibuktikan dengan kenyataan yang artinya tidak hanya berbentuk pernyataan (13/02/24).

Menurut Abah (KH Imam Suhrowardi) kesaksian yang paling baik adalah kesaksian dengan sebuah kenyataan sebelum adanya pernyataan (tahsiinul mayyit) itu sendiri. Artinya tahsiin itu dimulai ketika seseorang  yang ditahsiin tersebut masih hidup dengan bentuk kenyataan (bukti), bisa dengan mengikutinya, khidmat atau berbuat baik kepadanya.

Kalau begitu 'Haul' bisa dikatakan bentuk lain dari tahsiinul mayyit yang dilakukan setelah atau sesudah dikuburkan bukan pada saat terbaringnya mayyit.

Dalam hal ini, memperingati haul Simbah KH Dimyati Al-Bantani merupakan penyaksian baik terhadap beliau oleh Ahlun Nuha (Nurul Hadi) saat ini. Dengan beberapa kisah yang diceritakan Abah melalui haul tersebut, para jama'ah atau para santri pun akan turut memberikan kesaksian terhadapa KH Dimyati bin Syaikh Muhammad Amin Al-Bantani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun