Mohon tunggu...
SULASTRININGSIH
SULASTRININGSIH Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Cisalak Pasar 3

Seorang guru yang mempunyai motivasi menjadi pribadi lebih baik agar berguna bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.1

16 Agustus 2024   13:14 Diperbarui: 16 Agustus 2024   13:20 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak atau disingkat PGP merupakan program merdeka belajar episode ke-5. Alhamdulillah, saya dapat berpartisipasi mengikuti kegiatan sebagai CGP angkatan 10 Kota Depok. Pada kegiatan ini kita CGP belajar secara daring baring asinkronus maupun sinkronus serta belajar secara luring. Dalam pembelajaran daring menggunakan alur MERDEKA. MERDEKA disini singkatan dari Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi nyata. Kegiatan pembelajaran secara luring yakni melalui Pendampingan Individu dan Lokakarya. Setiap 2 minggu pembelajaran, CGP membuat jurnal refleksi dwi mingguan.  Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri. 

Seperti apakah refleksi yang bermakna itu?

  • Kegiatan berefleksi dapat diibaratkan seperti bercermin di air. Pantulan baru dapat terlihat jelas jika permukaan air tenang dan jernih. Ketika kondisi hati masih berkecamuk, sebaiknya kita menunggu dan mengendapkan pengalaman agar dapat berefleksi dengan mendalam.  
  • Refleksi perlu beranjak dari sekadar menuliskan kembali materi/pengetahuan yang sudah didapat. Lebih dari itu, materi tersebut perlu dikaitkan dengan proses yang terjadi dalam diri. Misalnya, apa yang membuat materi tersebut membekas di pikiran saya? Apa peristiwa dalam hidup saya yang berhubungan dengannya? Apa kaitan materi ini dengan diri saya sebagai seorang penggerak? Bagaimana saya akan menggunakan materi ini untuk murid saya?
  • Refleksi adalah momen untuk berdialog dengan diri sendiri dalam memaknai peristiwa. Karena itu, ceritakanlah pengalaman dan pemikiran yang ANDA sendiri alami. Bukan apa yang dialami, dipikirkan, atau dikatakan oleh orang lain.
  • Refleksi bermakna adalah refleksi yang jujur dan mendalam. Tidak hanya pengalaman dan pemikiran positif yang bisa ditulis. Kuncinya, sertakan emosi dalam menuliskan refleksi. Roda emosi Plutchik pada di bawah ini memberikan gambaran betapa kayanya perasaan yang manusia rasakan.  

Pada kesempatan kali ini, saya akan melakukan kegiatan refleksi pembelajaran modul 3.1 dengan menggunakan model 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan).

Pembelajaran modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Kepemimpinan dimulai pada tanggal 29 Juli 2024 dengan diawali dengan kegiatan pretest paket modul 3. Dalam modul ini diharapkan CGP mampu melakukan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, mampu memahami dan menerapkan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan. CGP tidak hanya belajar mengambil keputusan dengan membaca materi di modul tetapi juga melakukan praktik wawancara secara langsung dengan kepala sekolah asal CGP maupun kepala sekolah lain.

Perasaan saya dalam mengikuti pembelajaran modul 3.1 ini sangat senang dan antusias. Karena selama ini kami mengalami berbagai kejadian baik terkait dengan murid maupun orang tua. Setelah mempelajari modul ini, saya bisa membedakan yang termasuk bujukan moral ataupun dilema etika. Saat menghadapi dilema etika dimana terdapat 2 kepentingan yang memiliki nilai benar maka perlu kita identifikasi menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian hasil keputusan. Kegiatan demonstrasi kontekstual yang mengharuskan kita melakukan wawancara kepala sekolah, membuat kita semakin terbuka pikirannya bahwa dalam membuat keputusan harus berdasarkan nilai kebajikan yang menguntungkan semua pihak, jangan hanya berdasarkan emosi sesaat.

Pembelajaran yang dapat saya ambil dari modul ini adalah jika kita dihadapkan sebuah permasalahan maka hendaknya jangan terburu-buru dalam  mengambil keputusan. Hendaknya dianalisis terlebih dahulu apakah termasuk bujukan moral atau dilema etika.

jika termasuk dilema etika maka dalam pengambilan keputusan diharapkan mengacu pada panduan paradigma, prinsip, dan langkah pengambilan dan pengujian hasil keputusan. 

Setelah memahami materi modul ini, kedepannya saya akan menggunakan paradigma, prinsip, dan langkah pengambilan dan pengujian hasil keputusan sehingga keputusan yang kita ambil valid, efektif dan berdampak positif bagi semua pihak. Terutama keputusan yang kita hendaknya terus berpihak pada murid, sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Harus meningkatkan empati untuk memahami permasalahan dari berbagai sudut pandang.

Demikian hasil jurnal refleksi dwimingguan yang saya lakukan setelah mempelajari modul 3.1. semoga dapat memberikan manfaat terutama bagi diri saya sendiri maupun para pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun