Mohon tunggu...
su Lastri
su Lastri Mohon Tunggu... -

Mahasiswi stain sorong angkatan 2010

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pohon Padi: Meskipun Kecil Tetapi Penuh Makna

8 November 2012   04:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:46 3259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13583017961216726015

[caption id="attachment_236008" align="alignnone" width="448" caption="Padi"][/caption]

Pohon Padi: Meskipun Kecil Tetapi Penuh Makna

Jadilah seperti pohon padi yang semakin tua semakin merunduk". Itulah perumpamaan yang sering kita dengar sebagai motivasi. "Jadilah orang yang bisa dibutuhkan dan berguna bagi orang lain". Hal ini bisa dikaitkan juga dengan hakikatnya orang mencari ilmu. Kita diwajibkan untuk selalu menuntut ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat. Intinya kita mulai mencari ilmu dari masa kanak kanak hingga dewasa agar kelak dikemudian hari ilmu yang kita dapatkan bisa diamalkan kepada orang lain.

Padahal dalam proses pengolahannya membutuhkan kerja keras yang cukup ekstra, selain memakan biaya  yang cukup banyak, pengolahannya pun memerlukan tenaga manusia. Membutuhkan perawatan yang teratur, karena jika hal itu dilakukan dengan baik maka akan memperoleh hasil yang memuaskan. Dan sebaliknya jika tanaman tersebut tidak  dirawat maka akan banyak hama yang menyerang dan mengakibatkan gagal panen.

Kembali lagi kepada perumpamaan diatas bahwa pohon padi yang semakin tua akan semakin berisi. Kita hidup dan diciptakan agar bisa bermanfaat bagi orang lain. Apa artinya jika dalam kehidupan sosial tidak ada interaksi antara masyarakat. Hidup rukun aman dan terkendali itulah yang sangat diharapkan untuk mewujudkan masyarakat yang bertoleransi.

Dalam Islam, diajarkan siapa saja yang mempunyai ilmu baik banyak ataupun sedikit wajib diamalakn kepada orang lain. Fungsinya agar ilmu tersebut menjadi amal yang pahanya akan tetap terus mengalir tidak terputus dan tentunya yang menjalankannya akan mendapatkan pahala pula.   Namun pada kenyataannya pada zaman seperti sekarang ini banyak orang yang tidak tahu akan hal itu, bahkan orang-orang masih ada yang acuh tak acuh terhadap ajaran agama mereka lebih mementingkan kehidupan dunia semata dibandingkan memikirkan akhirat.

Oleh sebab itu, sebagai umat muslim janganlah mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif yang dapat menjerumuskan ke hal-hal yang bersifat maksiat. Harus cerdas-cerdas memilih antara yang haq dan yang bathil. Karena kejujuran akan membawa kepada kebenaran, kebenaran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun