Mohon tunggu...
Sulastri
Sulastri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Perkembangan Daya Pikir Anak melalui Media Loose Part

6 Januari 2024   11:37 Diperbarui: 14 Januari 2024   17:29 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan anak memiliki tingkatannya yang dinamakan STPPA (standar tingkat pencapaian perkembangan anak) yang memiliki pengertian yaitu kriteria minimal tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan yang memiliki ciri khas yang mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosem dan seni. STPPA ini mencangkup perkembangan anak dari anak lahir sampai mereka kira-kira usia 6 sampai 7 tahun. Dan harapan orang tua Pasti ingin anaknya tumbuh dan berkembang sesuai dengan standar tingkat pencapaian perkembangan anak. 

Perkembangan adalah proses peningkatan anak secara menyeluruh, baik fisik maupun sosial emosionalnya. Dari usia anak tersebut kita sudah bisa melihat perkembangan apa saja yang anak alami baik itu perkembangan fisik maupun  perkembangan sosial emosionalnya. Biasanya ketika anak usia 0 sampai 2 atau 3 tahun Kita sebagai orang tua masih melatih motorik pada anak. Akan tetapi kita juga harus melatih kognitifnya., sehingga di usia selanjutnya mereka sudah terlatih kognitifnya yaitu kreativitas dan imajinasi mereka sudah muncul. Mereka bisa berimajinasi dan berkreativitas dengan apa yang mereka lihat hal ini bisa dicontohkan ketika anak bermain loost part. 

Dengan adanya permainan loost part ini bisa menumbuhkan kreativitas dan imajinasi anak. Dengan adanya loost part ini mereka bisa mewujudkan imajinasi mereka dengan menggunakan bahan-bahan bekas seperti dengan botol bekas, kardus, tutup botol dan lain sebagainya. Dengan loose part tersebut anak bisa berkreasi dan berimajinasi sesuai apa yang mereka pikirkan.

Kemampuan daya pikir dan imajinasi anak berbeda-beda kita sebagai guru dan orang tua tidak boleh menuntut anak untuk pintar seperti anak yang lain karena daya pikir anak berbeda-beda. Ada anak yang memiliki daya pikir dan daya ingat yang kuat akan tetapi tidak semua anak memiliki daya pikir dan daya ingat yang kuat. Daya pikir ini pada aspek perkembangan dinamakan perkembangan kognitif. 

Perkembangan kognitif atau daya pikir pada anak bisa dilihat ketika seorang anak memunculkan ide-ide dan pemikiran yang abstrak atau imajinasi mereka. Kita sebagai guru dan orang tua harus selalu melatih kemampuan kognitif anak bisa dengan mengenalkan anak dengan angka, huruf, berhitung, mendengarkan hingga menghafalkan hadis dan doa. Akan tetapi kita tidak boleh membedakan satu anak dengan anak yang lainnya karena kemampuan kognitif anak itu berbeda-beda. 

Dosen pengampu: Gandhes Sembodro Budy, M.Pd.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun