Mencecap Manisnya Salak Madu
Minggu, 27 September 2009, saya berkesempatan menikmati manisnya salak madu, bukan hanya sekedar salak madu Balerante, tetapi juga salak madu Sukomartani. Tandan Salak Madu
Salak Madu adalah salah satu salak unggulan Kabupaten Sleman yang memiliki produktivitas tinggi, berkualitas cukup baik, daging buah tebal dengan tekstur lembut dan rasa manis spesifik seperti madu.Salak madu memiliki ciri kulit dengan sisik yang tersusun teratur membentuk garis lurus dari bagian bawah buah ke ujung pada salah satu sisinya, berbeda dengan salak pondoh dan gading memiliki kulit buah dengan sisik yang tersusun teratur seperti susunan genteng. Saat ini, ada dua varian salak madu yang dikembangkan di Sleman, yaitu: 1. Salak Madu Balerante, yang sudah dilepas sebagai varietas unggulan. 2. Salak Madu Sukomartani yang juga dikenal sebagai salak madu Probo. Perbandingan sifat fisik buah salak madu, salak pondoh dan salak gading seperti terlihat di tabel di bawah ini.
Salak madu yang pertama saya nikmati, adalah salak madu Balerante. Kebetulan setelah selesai silaturahmi ke rumah Budhe-Budhe istri saya, saya singgah di rumah Pak Dhe Syaean di dusun Kelor. Seperti biasanya saya menegok kebun belakang rumah yang ditanami salak pondoh dan akan dijadikan kebun salak nusantara. Ketika sedang melihat-lihat tanaman, mBak Ungah -budhenya Af- memberitahu kalau ada salak madu Balerante yang sedang berbuah. Saya kemudian mencari pohonnya, dan beruntung masih menemukan sisa-sisa salak madu yang masih ada di tandan.
Saya kemudian memetik buah yang paling besar, dan mengupasnya. Seperti salak pondoh dan salak-salak lainnya, buah salak terdiri dari tiga bagian, kebetulan yang saya kupas 1 kecil dan 2 besar, yang besar berbiji dan yang kecil tidak. Yang kecil rasanya seperti salak pondoh biasa, kejutan baru saya temukan ketika saya menikmati buah bagian yang besarnya. Rasanya manis, juicy, berair, cocok dengan namanya salak madu.
Saya pun kemudian mengambil 2 dari 3 buah yang masih tersisa di tandannya, satu saya makan sendiri dan satu lagi saya berikan kepada istri saya, yang segera mengupas dan menikmatinya. Tidak memerlukan waktu yang lama bagi kami untuk menghabiskan salak, dan rasa manis salak masih tersisa ketika kami selesai menikmatinya. Setelah menikmati salak madu, kami pun pulang ke rumah di Kendal.
Keberuntungan, ternyata tidak menjauh dari kami hari ini, karena ketika kami sedang duduk-duduk di depan rumah, Yus datang ke rumah membawa 3 buah salak yang penampilan fisiknya cukup mempesona. Salak yang dibawa Yus, merupakan sampel salak madu Sukomaratani yang akan kami beli bibitnya. Buahnya relatif besar, warnanya coklat cerah, menarik. Saya kemudian mengupas salah satunya, dan menikmati buahnya, rasanya hampir sama dengan salak madu balerante, hanya sedikit kalah manis dan kalah juicy. Namun secara umum penampilan salak madu sukomartani lebih menarik.