Cerita Heroik Pejuang Puta Dino KayanganÂ
Puta Dino adalah dua kata dari bahasa Tidore. Puta berarti kain sedangkan dino adalah tenun atau anyaman. Seperti wilayah lainnya di Indonesia yang memiliki kain khas, kini Tidore sedang mengembangkan kain tenun khas sendiri yang diberi nama puta dino kayangan. Kayangan adalah tambahan kata yang disematkan Jou Sultan Tidore yang memiliki makna tinggi.
Mama Ita mulai berbagi cerita tentang puta dino kepada saya melalui pesan singkat whattsup. Berawal dari postingan di salah satu media sosial tentang kegiatan adat Kesultanan Tidore. Postingan itu menggambarkan upacara adat. Pada acara tersebut banyak orang yang mengenakan kain khas dari daerah lain, seperti batik, tenun maupun songket
Postingan tersebut spontan dikomentari warganet. Mereka menelisik keberadaan kain khas Tidore. Menurut mereka, Tidore yang identik dengan Kesultanan sudah barang tentu punya kain khas. Hal ini membuat Ibu Anita semakin gelisah dan terdorong untuk menggali tradisi menenun di Tidore.
Sementara Kak Wani, Ifa dan Faya ikut pada pelatihan yang kedua. Mereka dibimbing langsung oleh guru dari Jepara. Ketiganya adalah tim inti. Ngofa Tidore terbagi atas dua tim, tim inti dan tim reguler.Â
Tim reguler sampai sekarang berjumlah kurang lebih 10 orang. Anggota tim reguler adalah sukarelawan yang ingin belajar menenun, rata-rata adalah pelajar.
Pelatihan menenun merupakan program inisiasi Bank Indonesia. Bukan tanpa alasan jejak tradisi menenun di Tidore belum ditemukan. Ini juga yang mendorong Ibu Anita mengajak Tim Dosen dari Universitas Indonesia untuk bersama-sama mencari jejak puta dino.
Ibarat mencari jarum di tumpukan jerami, perihal puta dino juga bernasib sama. Wawancara perlu dilakukan untuk menjejaki memori kolektif dari masyarakat setempat.Â
Ada tiga informan, Ibu Zainab yang berusia 75 tahun, Bapak M. Amien Faroek (75 tahun) yang juga merupakan keturunan dari Jojou (Perdana Menteri) Kesultanan Tidore dan Bapak Muhammad Usman, seorang pensiunan ASN yang tinggal di Gurabati.
 "Sebelumnya mama Ita juga sudah gencar mengumpulkan informasi tentang motif tenun Tidore ke berbagai tempat. Bahkan pernah juga berkomunikasi dengan pakar kain.Â