Mengulik Jejak Ternak dan Peternakan
Konon, ketika peradaban masih sederhana, para pria bergerilya di hutan. Mereka mengumpulkan makanan dan bergeliat melakukan perburuan. Sementara di rumah, para wanita duduk menunggu hasil yang akan dibawa pulang.Â
Semenjana dalam penantian, para wanita melihat biji-bijian sisa makanan yang berserakan di tanah mulai tumbuh akibat diguyur hujan. Terbersit untuk segera membenamkan biji-bijian tersebut ke dalam tanah, mengaturnya dengan jarak-jarak tertentu. Beberapa referensi menyebutkan dari sinilah pertanian dikenal dan mulai dikembangkan.
Begitupun dengan hewan hasil buruan. Tidak semuanya serta-merta dijadikan santapan. Ada beberapa yang dipilih untuk tetap dipertahankan karena ada anggota keluarga yang menggunakannya sebagai permainan. Lambat laun hewan yang dipelihara itu berkembang biak. Maka, lahirlah usaha peternakan sebagai penyeimbang sektor pertanian.
Di Indonesia perkembangan peternakan tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat. Di Tana Toraja misalnya, kerbau biasanya disembelih dalam prosesi rambu solo atau upacara kematian. Masyarakat masih meyakini bahwa kerbau kelak akan menjadi tunggangan bagi sang arwah menuju kemuliaan. Biaya dalam tradisi ini cukup besar, digunakan untuk membeli kerbau dengan perkiraan bobot ratusan kilogram.
Sebagian masyarakat muslim di Indonesia yang melangsungkan acara akikah dan khitanan pun terlihat masih memotong seekor kambing ataupun domba. Pada hari-hari besar keagamaan permintaan ternak atau dagingnya menjadi sangat tinggi.
Jika ditilik lebih jauh, ternak memang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan. Produk yang dihasilkan dapat dijadikan bahan pangan: daging, susu dan telur. Hasil ikutannya manure dapat dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanah, membantu produksi tanaman. Belum lagi kulit dan bulu, dapat dimanfaatkan menjadi beragam produk: pakan, bahan baku tekstil dan masih banyak lagi.
Gambarannya tersurat dalam Al-Qur'an: "Dan diantara hewan-hewan itu ada yang dijadikan untuk pengangkut beban dan ada pula yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu" (Al-An'am [6]:142). Pada ayat yang lain menyebutkan: "Dan dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan" (An-Nahl [16]:05).
Gambaran Peternakan Ayam Putih di Daerah KepulauanÂ
Ternate menjadi lokus dalam tulisan ini. Ternate adalah sampel kota kecil di daerah kepulauan, Maluku Utara, Indonesia bagian Timur. Menyitir Achmad Suryana dalam bukunya Pembangunan Daerah Kepulauan, propinsi Maluku Utara termasuk dalam daerah kepulauan dimana memiliki faktor keunikan: perairannya lebih luas daripada daratan.
Sektor peternakan masih menjadi mata pencarian pilihan bagi segelintir orang di kota kecil dengan luas 42 km2 ini. Dan semua, masih menjalankannya secara subsisten. Pemeliharaan ayam putih dari segi ruang dan modal masih terjangkau untuk dikembangkan di kota ini. Lebih mudah dan murah dibandingkan pemeliharaan ruminansia seperti ternak sapi.