Aku memenjarakan waktu
Mencoba memetakan jejak arus yang hampir lenyap ditelan gelombang
Mencoba menepis gundah dan merubahnya menjadi senyuman
Aku memenjarakan waktu
Seolah berdamai dengan syahdunya tatapanmu
Saat lampu hampir gelap
Saat suasana menjadi remang-remang
Aku memenjarakan waktu
Seperti tatapanmu di waktu pagi
Ketika bulir-bulir keringat itu kembali menetes saat kau peluk
Aku kembali memenjarakan waktu
Dan memaksa melihatmu dengan tatapan kosong seperti pasrah pada drama yang hendak kau pahat di pagi itu
Aku ingin tetap memenjarakan waktu
Hingga nanti, hanya ada kamu dan aku. Hingga hanya ada kamu dan aku
Penjarakan aku, Penjarakan waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H