Mohon tunggu...
Sulalatus Salatin
Sulalatus Salatin Mohon Tunggu... -

I am a simple man

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pak Jokowi Menginjak dari Atas atau Dari Bawah?

2 Desember 2013   08:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:26 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1385947715770616516

Anda tahu berapa nilai tukar dolar terhadap rupiah saat ini?, ya..! mencapainilai Rp 12.000,00 perdolarnya. grafik di bawah ini menunjukan dari hari kehari nilai rupiah semakin melemah, atau istilah lainnya, semakin hari rupiah semakin tidak ada harganya.

Tingkat inlfasi yang terus naik dari waktu tentunya berimbas nyata kepada melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika. Hal ini disebabkan karna negara yang mengalami inflasi tinggi mata uangnya akan cenderung   mengalami depresiasi, begitu juga sebaliknya Negara dengan tingkat inflasi yang rendah, mata uangnya akan cendrung mengalami apresiasi.

Apa itu inflasi? “Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus” (arda.biz). Jika terjadi inflasi itu artinya terjadi kenaikan harga sekaligus terjadi pelemahan nilai mata uang negara yang mengalami inflasi tersebut. Cara menghitung tingkat inflasi adalah sebagai berikut :

TI = ((THTS -THTL)/ THTL) x 100 %

Dimana:

TI = Tingkat Inflasi

THTS = Tingkat Harga Tahun Sekarang

THTL = Tingkat Harga Tahun Lalu.

Untuk lebih jelasnya link ini membahas tuntas apa itu inflasi, bagaimana cara menghitungnya, apa pengaruhnya terhadap mata uang dan lain-lain.

Dari Link di atas kita dapat menyimpulkan bahwa tingkat harga akan sangat mempengaruhi tingkat inflasi dan tingkat inflasi sangat mempengaruhi nilai mata uang. Artinya jika tingkat harga dapat di pertahankan stabilitasnya maka nilai tukar Rupiah terhadap Dollar akan menguat.

Hanya saja di Indonesia penyumbang inflasi terbesar adalah ibukota kita Jakarta. Sekitar 22,5 % inflasi dari seluruh wilayah Indonesia adalah hasil sumbangan dari Jakarta. Artinya jika bisa mengendalikan harga di Jakarta maka, 1/5 pekerjaan mengauatkan nilai tukar rupiah telah selesai. Begitu juga sebaliknya jika gagal mengendalikan harga, maka 1/5 pekerjaan melemahkan nilai tukar Rupiah jga telah terpenuhi.

Setelah memahami pengaruh tingkat harga terhadap nilai tukar rupiah, dan peranan penting Jakarta.Saya dapat memahami mengapa Gubernur DKI jakarka Joko WIdodo atau lebih akrab disapa Jokowi bertekad“menginjak-injak “ inflasi, "Kita memang ingin injak terus supaya inflasi ini semakin rendah terus. Problemnya memang ada di lapangan. Seperti di Cipinang, Kramat Jati, dan yang berhubungan dengan patokan dengan harga, manajemen distribusi, komunikasi. Dan berkeinginan untuk membongkar siapa yang dengan sengajamemainkan ketersediaan barang sehingga berefek pada inflasi, ”kita ingin melihat sebetulnya pemainnya, kartelnya itu siapa, mafianya siapa?”, tutur Jokowi saat berkunjung ke Blok G Tanah Abang, Jakarta, Jumat (13/9/2013), (detik.com).

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/09/13/mt1tru-Jokowi-bertekad-injakinjak-inflasi

http://opini.co.id/web/article/6769/Kontribusi-Inflasi-Ada-di-Jakarta-Jokowi-Ingin-Injak-Injak

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/09/13/1320358/Jokowi.Ingin.Injak-injak.Inflasi

http://www.antaranews.com/berita/395468/Jokowi-bertekad-injak-injak-inflasi

http://finance.detik.com/read/2013/09/13/135602/2358090/4/ingin-injak-harga-pangan-Jokowi-kita-ingin-lihat-kartel-dan-mafianya-siapa

http://www.edisinews.com/berita-Jokowi-bertekad-injakinjak-inflasi-di-jakarta.html

Semua berita diatas hampir mirip yang intinya memberitakan tekad kuat Jokowi dalam “menginjak-injak” inflasi, serta tekad Jokowi dalam mengungkap siapa mafia yang mempermainkan ketersediaan barang di Jakarta.

Namun berhasilkah Jokowi menginjak-injak inflasi?, berhasilkah Jokowi menemukan siapa mafia yang mempermainkan ketersediaan barang di Jakarta?. Marikita biarkan data yang menjawabnya, kita perhatikan Grafik A, Jokowi memerintah Jakarta mulai dari tanggal 15 oktober 2012 sampai sekarang , kita lihat apakah nilai rupiah menguat dalam rentang waktu itu?. ternyata tidak, nilai rupiah malah melemah dalam masa itu bahkan terlemah dalam beberapa tahun terakhir. Ini berarti inflasi tidaklah menurun dan bahkan cendrung meningkat. Artinya Jokowi tidak berhasil menginjak-injak inflasi di Jakarta (ingat 22,5 % inflasi adalah sumbangan dari Jakarta ), Jokowi tidak berhasil mengalahkan mafia harga. Kesimpulannya, tekad Jokowi yang di sampaikannya beberapa bulan lalu, dan di muat dalam media-media besar negri ini untuk “menginjak-injak” inflasi sama sekali tidak terbukti. Kalau Jokowi menginjak-injak inflasi dari bawah itu baru terbukti, atau malah Jokowi mengira inflasi ada di dalam got-got, sehingga ia masuk kedalamnya dan menginjak-injak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun