Mohon tunggu...
SULAIMAN ZUHDI MANIK
SULAIMAN ZUHDI MANIK Mohon Tunggu... -

saat di bekerja di PKPA Aceh

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Simeulue Promosikan Kesehatan Ibu dan Anak

14 Desember 2012   15:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:39 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyambut Hari Kesehatan Nasional tahun 2012, Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue bekerja sama dengan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) atas dukungan KINERJA-USAID melaksanakan festival Nandong untuk mempromosikan kesehatan ibu dan anak khususnya mengenai persalinan aman, inisiasi menyusui dini (IMD) dan air susu ibu (ASI) eksklusif, 2012.

Selain promosi kesehatan melalui stand kesehatan, pemutaran film kesehatan ibu dan anak dan penyebaran leaflet, juga dilaksanakan layanan periksa golongan darah dan gejala penyakit malaria secara gratis bagi masyarakat.

Fetival Nandong

Nandong adalah karya seni bertutur diiringi gendang, rebana dan biaola yang sudah lama menjadi budaya di Kabupaten Simeuleu. Nandong menceritakan kisah kehidupan seseorang atau nasihat-nasihat yang dilaksanakan pada acara tertentu dan khusus. Karya seni tersebut dijadikan sebagai media dalam mempromosikan kesehatan ibu dan anak.

Sebanyak 10 sanggar Nandong dari delapan kecamatan di Simeulue mengikuti festival bertema: Mengantotok emak sendiri, dengan syair wajib:

“Anak Kandung sidi alenga. Bere miba isira susu sapi. Menek ummat parentah Allah. Mangan tutuk emak sendiri. Artinya: anak kandung yang disayangi. Jangan berikan susu sapi. Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk menyusui anak sendiri.

Promosi Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, dr. Armidin Rihad, pada sambutannya menyampaikan harapan kepada masyarakat yang hadir pada pemukaan pameran tersebut tentang pentingnya proses persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang profesional untuk mengurangi resiko kematian ibu dan bayi.

Persalinan itu ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya), karena tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya” ujarnya.

Lebih lanjut, dr. Armidin mengatakan bahwa dalam proses persalinan bila terdapat tanda bahaya, si ibu harus segera dibawa ke bidan atau dokter.Sementara kepada keluarga diharapkan untuk berperan aktif dalam membawa ibu dan bayinya memeriksakan kesehatan kepada bidan atau dokter selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya sebanyak tiga kali pada minggu pertama, pada minggu ketiga, dan pada minggu keenam setelah melahirkan.Masyarakat harus berperan aktif dalam mendorong untuk menjadi keharusan kepada ibu agar mengikuti program keluarga berencana setelah melahirkan.

Dikatakannya, setiap ibu harus memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan yaitu ASI eksklusif, tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain seperti air tajin dan pisang (kaol ko). ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai  untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Air susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan, mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari alergi, aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di mana saja. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernafasan bayi. Jika proses pemberian ASI dilakukan dengan baik maka bayi sehat dan ibu selamat. Kedepan akan menjadi manusia yang cerdas untuk generasi selanjutnya dalam neneruskan cita-cita bangsa” ujar dr. Armidin.

Duta ASI Kabupaten

Pada kegiatan ini juga dilakukan pemilihan Duta ASI dan Duta Persalinan Aman Kabupaten Simeulue dengan memilih Istri Bupati Simeulue dan istri Ketu DRPK Simeulue.

dr. Ahmad Idris, staff program kesehatan PKPA mengatakan, duta ASI tersebut nantinya akan berperan dalam mengkampanyekan pentingnya ASIekslusif dan persalinan aman bagi masyarakat di Kabupaten Simeulue.

“Kita berharap agar peran Duta ASI dan Duta Persalinan Aman ini sangat aktif melalui berbagai forum formal dan informal sehingga standard pelayanan minum kesehatan dapat diwujudkan di Kabupaten Simeulue, sehingga pembangunan kesehatan semakin maksimal pada masa yang akan datang” ujar dr. Idris.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun