Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan pada tahun 2021 terdapat 3.90 miliar perempuan di dunia, atau 49.58% dari total populasi dunia. Jumlah yang sudah nyaris menyamai laki-laki ini memiliki rasio 101 orang laki-laki untuk 100 orang perempuan. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020, Indonesia sendiri memiliki rasio nyaris 1:1 antara laki-laki dan perempuan. Di mana prosentase jumlah penduduk perempuan di Indonesia kini telah mencapai 49.42% dari total jumlah penduduk yang tercatat.
Namun setara dalam angka rasio populasi, tidaklah serta merta membuat aspek kehidupan lainnya di Indonesia juga setara. Masih ada sangat banyak aspek sosio-kultural yang menunjukkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Masih ada cukup banyak sektor industri dan pekerjaan yang dianggap cenderung lebih berpihak kepada atau didominasi oleh kaum laki-laki. Sektor perkebunan dan pertanian adalah salah satunya.
Peran perempuan dalam sektor pertanian dan perkebunan sebenarnya cukup signifikan. Keterlibatan kaum perempuan di ladang dan kebun memunculkan peran penting perempuan dalam sektor pertanian, perkebunan, dan ketahanan pangan. Meskipun demikian, beberapa jenis pekerjaan di area perkebunan dan pertanian masih lebih didominasi oleh kaum laki-laki. Posisi-posisi strategis sebagai pengambil keputusan dan supervisi lebih banyak dipegang oleh para lelaki, meskipun tidak sedikit juga yang menempati posisi sebagai pekerja kasar atau rendahan. Sementara para perempuan lebih banyak menjadi bawahan atau melakukan tugas-tugas kesekretariatan serta administrasi. Intinya, lelaki seolah memiliki rentang pilihan arena kerja yang lebih luas ketimbang perempuan.Â
Solidaridad Indonesia dalam melaksanakan program-program dan kegiatan lapangannya senantiasa menitikberatkan pada penerapan prinsip keadilan gender dan inklusi sosial, atau yang dikenal sebagai Gender Equity and Social Inclusion (GESI). Sadar akan peran penting perempuan di bidang pertanian dan perkebunan, Solidaridad selalu mengimbau keikutsertaan perempuan secara aktif dalam kegiatan lapangan yang dilaksanakan. Perempuan yang berada di wilayah pertanian dan perkebunan, utamanya yang memiliki atau bekerja di ladang dan kebun, sejatinya harus pula dibekali dengan berbagai ketrampilan pertanian modern yang ramah lingkungan, sehingga pengelolaan ladang dan kebun tidak tergantung hanya pada kemampuan, pengetahuan, dan keberadaan kaum lelaki saja.
Hingga akhir tahun 2022, Solidaridad telah melibatkan sekurangnya 1,284 perempuan melalui sembilan proyek yang dilaksanakan. Dari kegiatan yang dilaksanakan, tercatat ada seluas 770.03 hektar lahan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat yang secara sah dimiliki oleh perempuan yang menjadi peserta kegiatan. Tercatat pula, dari 277 orang perempuan yang menjadi anggota kelompok petani mandiri kelapa sawit di Kalimantan Barat, sedikitnya 113 orang telah mendapatkan sertifikat RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil), dan 77 orang saat ini sedang melanjutkan untuk mengikuti proses sertifikasi ISPOÂ (Indonesian Sustainable Palm Oil). Jumlah ini memang terbilang masih rendah jika dibandingkan dengan jumlah petani mandiri kelapa sawit laki-laki. Namun setidaknya, perempuan sudah mulai merambah masuk ke area pertanian dan perkebunan tidak hanya sebagai pekerja, tapi juga sebagai pemilik dan pengelola kebun yang handal.
Menurut Yeni Fitriyanti, Country Manager Solidaridad Indonesia, perempuan adalah aktor penting dalam pencapaian target dan sasaran pembangunan serta SDGs (Sustainable Development Goals)Â desa yang diantaranya: desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa sehat dan sejahtera, pendidikan desa berkualitas, dan lain sebagainya. Di mana upaya untuk mencapai tujuan tersebut berkaitan erat dengan peran "multi-tasking" seorang perempuan, sebagai ibu, pendidik, dan manajer terbaik pada skala keluarga.
Solidaridad sendiri memegang mandat untuk menerapkan keadilan gender dan inklusi sosial, yang diinstruksikan dari sekretaria global, pada seluruh aspek program, kelembagaan, dan kegiatan. Melalui mandat ini, Solidaridad secara kelembagaan patut memastikan terlaksananya pelibatan bermakna untuk para perempuan disektor pertanian dan perkebunan. memastikan bahwa perempuan dan laki-laki mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal pelatihan, pengorganisasian, dan peningkatan kapasitas sebagai petani mandiri. Yeni menyampaikan bahwa perempuan adalah kontributor penting di sektor pertanian dan perkebunan. Lokasi kedua sektor ini berbasis di wilayah pedesaan dengan tingkat kelayakan dan ketersediaan akses terhadap fasilitas umum, sarana dan prasarana untuk berkehidupan tergantung kepada demografi wilayah.
"Karena kepiawaian perempuan mampu menginspirasi dan menggerakkan kegiatan sosial dan ekonomi di kedua sektor ini, Solidaridad berkomitmen untuk terus mengikutsertakan perempuan dalam setiap program dan memperjuangkan kesetaraan serta keadilan gender, agar tidak ada lagi perbedaan perlakuan, aturan, dan kesempatan atara laki-laki dan perempuan," ujar Yeni sambil menutup pembicaraan.Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H