Mohon tunggu...
Sukses Sitepu
Sukses Sitepu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pengurus Pusat GMKI 2002 - 2004

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kau yang mulai, kau yang harus "berakhir"

2 Juni 2011   14:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:56 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu harian nasional mengatakan, Presiden SBY adalah presiden satu-satunya di dunia yang memberikan waktu hanya untuk membahas fitnah, isu yang menyesatkan atau apalah namanya.. Sangat disayangkan, sudah beberapa kali presiden SBY lakukan hal yang sama. Pengamat mengatakan, kenapa se-reaktif itu presiden kita membahas SMS yang katanya hanya fitnah itu? Kalau Presiden SBY katakan beliau bisa menerima ratusan fitnah setiap tahun, kenapa ketika SMS yg mengaku dari Nazaruddin itu harus dibuat konferensi pers khusus sebelum Presiden SBY bertolak ke Kalimantan? Apakah klarifikasi dari JubirPresiden tidak cukup ? Kenapa Presiden harus terjun langsung? Padahal kalau kita baca isi SMS yang katanya dari Nazaruddin tersebut tidak ada yang menyinggung secara langsung Presiden SBY, yang ada hanya masalah perselingkuhan sesama jenis di Partai Demokrat, Mega korupsi bank Century, manipulasi suara yang dilakukan Partai Demokrat yang kata SMS tersebut dilakukan oleh Andi Nurpati & Ketum Demokrat sekarang, jadi ada apa?

Publik kebanyakan merasa yakin dengan apa yang dikatakan SMS tersebut, karena kemanangan Partai Demokrat sangat mencolok pada Pemilu legislatif Tahun 2009. Banyak pemilik suara sah tidak bisa memilih karena kacaunya sistem KPU, disinilah keyakinan terutama calon legislatif yang gagal karena kurangnya suara beranggapan ada permainan oleh partai yang berkuasa saat itu. Ditambah dengan bergabungnya Andi Nurpati ke PD, menambah kecurigaan itu makin menjadi, terlebih Presiden SBY yang seharusnya bersikap bijak sebagai bapak bangsa, tidak memberikan pernyataan khusus tentang Ibu Nurpati bergabung ke PD. Jika saat itu Presiden melarang bergabungnya Ibu Andi Nurpati, dipastikan publik akan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap presiden SBY. Kalaupun malah manipulasi suara ini yang dianggap fitnah, Bpk SBY bukan ketua umum PD, jadi sangat tidak beralasan kalau beliau merasa terfitnah.

Masalah Mega korupsi Bank Century, proses di DPR sudah berjalan & dianggap selesai, apakah in i bisa membuat Presiden gerah? Kita pasti yakin ini tidak menyinggung Presiden. Jadi apa lagi? Apakah ada yang kita tidak tahu tapi benar kenyataanya seperti isi SMS tersebut?

Kebanyakan ketika diisukan macam macam & kita panik, anggapan publik atau kita sendiri memang begitulah kenyataanya. Dalam tiga hari berturut, harian nasional, tempo interaktif memuat berita tentang presiden SBY menanggapi perkembangan korupsi dengan pelakunya Nazaruddin, yang nota bene Bendahara Umum PD ketika Nazaruddin pergi ke Singapura. Berita pertama sebelum ada SMS, Presiden SBY menghimbau Nazaruddin pulang denga sukarela. Berita kedua (setelah ada SMS) Presiden SBY perintahkan PD jemput Nazaruddin. Berita ketiga (setelah SMS sampai kemana mana), Kapolri & BIN akan jemput Nazaruddin, yang pasti Polri & BIN tidak akan bergerak kalau tidak ada perintah dari presiden, sungguh sangat panik sekali.. Ada apa? Sampai akhirnya KPK yang sudah berkoar koar akan memeriksa Nazaruddin & menpora, tiba tiba membuat pernyataan yang mengatakan KPK belum menjadwalkan pemeriksaan Nazaruddi, hanya menpora saja, begitu banyakkah rahasia yang Nazaruddin simpan hingga KPK suatu lembaga yg dianggap super body-pun meralat ucapannya? Kita liat saj perkembangannya.

Seorang Nazaruddin yang masih muda, tidak akan punya mental yang kuat sekali, kita yakin beliau juga pasti takut mati, apalagi beliau pengusaha yang berhasil dan cukup kaya sekali, kecil kemungkinan beliau nekad melawan petinggi republik ini kecuali beliau sudah pegang kartu "truf" yang bisa membuat indonesia ini bergejolak. Sepeti judul diatas, kau yang mulai (seharusnya) kau yang mengakhiri, begitulah kata kata lagu dangdut, tapi bagi Nazaruddin, kau yang mulai, kau yang harus "berakhir"..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun