Sore itu sekitar pukul 16.35 Wita saya meninggalkan kantor menuju salah satu taman yang memang saya rencanakan mau kunjungi dari hari Jumat minggu kemarin. O.. ya hari ini Senin Tanggal 26 Februari 2018. Sore ini cuacanya cukup cerah tidak seperti hari kemarin yang hujannya cukup besar dan lama bahkan terjadi genangan di beberapa tempat.Â
Sekitar 15 menit saya pun sampai di sebuah taman yang letaknya berada di tengah-tengah kota Mataram. Taman ini berbeda dengan taman-taman yang di buat oleh pemerintah Kota  Mataram. Taman ini merupakan taman yang cukup tua keberadaanya. Yaa....kelamaan bikin kalian penasaran aja he..he...Ok..ok ..Taman ini bernama Taman Mayura Lombok.Â
aman ini di buat pada tahun 1774 oleh  Anak Agung Ngurah Karang Asem. Taman ini sebelumnya bernama  Kelepug, diambil dari suara kelepug-kelepug air akibat derasnya mata air yang ada ditelaga. Setelah direnovasi oleh Raja Mataram A.A Ngurah Karang Asem pada tahun 1886 Kelepug diganti menjadi Mayura. Dari bahasa Sangsakerta yang artinya burung Merak . Konon disini banyak terdapat burung merak yang memangsa ular yang hidup di taman. Ukuran Taman Mayure  244,60 M2X 138,50 M2.
Sebegitu masuk dari gerbang langkah ku agak pelan karna mata ku tertuju pada 40 pohon Manggis yang tersusun rapi berhadap-hadapan, he..he.. saya sengaja menghitungnya. Usia pohon manggis ini di perkirakan lebih dari ratusan tahun. Di sebelah kanan anda akan langsung terbelanga melihat kolam yang begitu besar seperti danau tapi tempatnya berada di tengah kota.Â
Kolam ini lebih di kenal dengan sebutan Telageatau Gili,di tengah-tengah telage berdiri sebuah bangunan terapung di tengah telaga yaitu Bale Kembang yang dulunya pernah di jadikan pengandilan rakyat ( Read Karta) tempat ini  di pakai untuk mengadili suatu perkara pada zaman Belanda. Menuju tempat ini kita akan melewati jembatan sekitar 25 M pada pintu masuk kitaa akan di sambut 4 buah patung Singa dan beberapa patung lainnya.Â
Patung-patung tersebut merupakan replica dari seorang tokoh guru yang memimpin perjuangan melawan penjajah. Ada juga dua buah meriam yang posisinya menghadap utara dan 2 buah lagi berada di luar bale kembang ini posisnya menhadap gerbang di apit oleh 2 buah patung yang berukuran cukup besar.
Di bale kembang ini saya pun tidak bisa mengelilingi bangunannya secara utuh karna ternyata persis  di sebelah timurnya  lagi ada pemotretan beberapa model, mmm... jadi bonuslah sore itu, ahirnya saya putuskan melanjutkan perjalanan ke sebuah bangunan pura yang cukup tua yaitu pura kelepug. Bangunan ini cukup menyita perhatian saya karna ada 32 patung kepala Naga yang berjejer seolah-olah menjaga bangunan ini.
Ketika asik mengambil foto saya di sapa oleh pria tua dan mengajak masuk kedalam sebuah pura yang paling besar dan paling menonjol di areal taman ini. Sambil mengambilkan air minum kemasan pria tua itu mempersilahkan saya mengambil foto dan mengamati isi di dalam pura tersebut. Silahkan duduk mas katanya! Dia memperkenalkan diri Mangku Made Bukit usianya 70 Tahun.Â
Pak Mangku begitu saya panggil menceritakan tugasnya di sebagai pemimpin setiap sembahyangan atau upacara yang di adakan di pura Meru kelepug atau pura Jagat Natha. Â Pura ini merupaka pura tertua ke 2 di Lombok setelah pura yang ada di Suranadi. Dari beliau pun saya mendapatkan informasi kalau ternyata di areal taman Mayure ini terdapat 2 buah telage, satunya berada di sebelah utara pura jagat Natha yang ditinggali oleh Anak Agung Beriangsah 80 Tahun.
Di areal Taman ini fasilitasnya cukup lengkap mulai dari sanggar senam. Tempat senam, tempat latihan karate yang mana kegiatan ini biasanya dilaksanakan setiap hari libur atau hari Minggu. Ada juga tempat bersantai berupa bangku-bangku yang sudah di sediakan, posisinya pun pas banget karna menghadap kearah telaga. Bagi anda yang mau bersantai sambil ngopi juga bisa karna sudah disediakan food court di berberapa tempat. untuk anda yang berkunjung hari Sabtu dan Minggu bisa menikmati beraeneka ragam jenis makanan khas Lombok seperti Sate Bulayak. Â
Sore ini memang cukup cerah sehingga saya beruntung dapat melihat beberpa orang memancing dan menyempatkan ngobrol sebentar dengan mereka. Yaaa...cukuplah ngobatin kangen saya untuk mancing maklum saya pernah hobby mancing lho.