Mohon tunggu...
Sukron Abdilah
Sukron Abdilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, yang lupa bahwa sebetulnya ia harus menuliskan realita dan gagasan. Akhirnya akun kompasiana ingat lagi sandinya. hehehe

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Jawa Barat Curi Start Kampanye Melalui Masjid Pusdai

17 November 2011   09:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:33 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua tahun lagi pemilihan Gubernur dan Wagub Jawa Barat, akan digulirkan. Ahmad Heryawan, sebagai Gubernur Jawa Barat saat ini dicurigai telah memanfaatkan fasilitas umat untuk kepentingan kampanye dengan mengecat sebagian gedung Masjid Pusdai dengan warna identitas PKS.

Seperti yang dilaporkan dua kompasianer, Kelik Nursetiyo Widiyanto dan Roni Tabroni di media sosial Kompasiana ini. Laporan dua kompasianer ini, mengindikasikan bahwa Masjid Pusdai telah dicat dengan warna kuning keemasan, yang identik dengan PKS dan penguasa Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Ketika Kelik -- mantan aktivis Masjid Pusdai 2000-2004 -- melihat langsung pengecatan itu, dia mengutarakan keheranannya ikhwal pengecetan dengan warna yang identik dengan PKS itu, yang diutarakan pekerja sebagai titah "pangersa".

"Ketika terngiang kata ‘pangersa’, saya langsung ingat, dua tahun lagi Jawa Barat akan mengadakan Pemilihan Gubernur (Pilgub), dan gubernur incumbent sekarang berasal dari PKS, Ahmad Heryawan. Mungkinkah pengecatan dinding Pusdai ini sebagai upaya melegitimasi gedung ini telah ‘dikuasai’ PKS? Atau kelak PKS akan menjadikan Pusdai sebagai pusat gerakan?" Tulisnya skeptik.

Gedung pemerintahan sejak orde baru kerap dimanfaatkan untuk kepentingan kampanye dengan menyebarkan simbol atau atribut kepartaian secara terselebung. Ketika Masjid Pusdai diambil alih oleh pemerintah kota Bandung, maka penguasa akan memanfaatkannya untuk kepentingan kekuasaan. "Pengecatan gedung dengan warna identitas partai yang berkuasa bukan sekarang saja terjadi. Saya ingat ketika orde baru masih berkuasa, ada gerakan kuningisasi. Para bupati saat itu mengecat bangunan pemerintah hingga marka jalan dengan warna kuning. Sungguh menggelikan bila strategi kampanye itu diulang lagi sekarang. Apalagi dengan mengecat gedung publik, yang juga rumah ibadah." Ujar Kelik.

Pada kesempatan lain, sebelum laporan Kelik Nursetiyo Widiyanto itu, Roni Tabroni, di media sosial Kompasiana melaporkan kejanggalan pengecatan dengan warna kuning keemasan dan putih ini. "Memang pada hari Senin (13/11), di Pusdai Jabar sedang ada pengecatan gedung bagian luar, menjadi kuning keemasan dan putih. Warna ini memang bukan warna yang cocok untuk sebuah gedung, bahkan pekerja sendiri mengakui kalau warna tersebut tidak pas. Selain tidak enak dipandang, juga memang terkesan norak." Tulisnya.

Setelah mencari informasi kepada beberapa narasumber, Roni Tabroni meyakini bahwa ada muatan terselebung dilakukan Gubernur Jawa Barat, untuk kepentingan politis. "Informasi yang didapat oleh Humas Pusdai sendiri memang kata orang daklam katanya pengecatan dan perubahan warna ini keinginan Gubernur Jabar.  Bahkan menurut ASM. Romli, karyawan yang lain juga heran ada pengecatan apalagi warna yang sekarang mirip warna partai tertentu." Tulisnya.

Beberapa pengunjung juga berbincang ikhwal warna cat yang digunakan dan menyayangkan perubahan tersebut. Masjid, seperti diungkapkan Prof. Asep Saeful Muhtadi, yang dikutip Roni Tabroni,  merupakan kebijakan ahistoris. "Dua Gubernur sebelumnya belum pernah memanfaatkan Pusdai untuk kepentingan golongan dan Partainya. Jadi kalau Gubernur sekarang menjadikan Pusdai sebagai alat untuk memenuhi golongan dan partainya itu sama dengan ahistoris,” ujar Asep yang pernah merancang dan menghidupkan Pusdai sejak awal.

Lebih lengkapnya silakan baca sumber Laporan berikut: Pusat Dakwah Islam Jawa Barat di-PKS-kandan Warga Masalahkan Warna Gedung Pusdai Jabar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun