Mohon tunggu...
Sukron Abdilah
Sukron Abdilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, yang lupa bahwa sebetulnya ia harus menuliskan realita dan gagasan. Akhirnya akun kompasiana ingat lagi sandinya. hehehe

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Semakin Tua Semakin Terkenal (Itulah Penulis)

5 September 2010   16:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini saya tak bisa memposting artikel via laptop. Inilah buntut dari "Virus Pikasebeleun". Akhirnya saya pun mengetiknya dengan kedua ibu jari saya. Dan, inilah tulisan yang tak begitu penting Anda baca.

Tadinya saya sudah mempersiapkan laporan kopdar kemarin dengan Omjay di redaksi Pikiran Rakyat. Tadinya juga saya mau mosting kegembiraan saya menjuarai dua perlombaan yang diadakan kompasiana. Tadinya juga saya tak akan menulis artikel ini. Ya, tadinya juga laptop saya sedang "sakit" kena virus, yang belum saya ketahui dari spesies apa dia berasal.

Malam ini saya gembira karena junior saya di IMM UIN Bandung ikut menjadi kompasianer. Berhubung ditulis dari HP QWERTY , jadi tak bisa membagikan linknya di sini. Yang jelas, mereka tertarik dengan kompasian karena melihat bagaiman saya hidup dan eksis meskipun belum bekerja di perusahaan mana pun. Saya hingga kini belum menjadi pekerja tetap karena meyakini bahwa dari kegiatan menulis dapat mendatangkan keuntungan material, spiritual, dan eksistensial. Bayangkan jika saya tak pernah menjadi anggota kompasiana. Saya tak akan eksis di kehidupan junior saya dan omjay. Saya juga tak akan pernah bisa memokuskan diri untuk menulis perkembangan new media di koran Pikiran Rakyat. Saya tentunya akan menjadi "blogger kesepian", yang kerjaannya asyik berada di depan komputer. Kompasiana bagi saya sudah memberikan kepercayaan diri, kegembiraan (dengan hadiahnya hehe), dan keluasan wawasan ikhwal media internet. Kompasiana juga melatari inisiatif saya untuk membangun komunitas penulis di jejaringku.com. Meskipun komunitas ini sekarang sedang tertimpa musibah, karena situsnya nggak bisa tampil, disebabkan keteledoran saya, tapi di ranah offline saya selalu berusaha mengabarkan tentang kompasiana. Di wilayah Cibiru saja, dekat kampus UIN Bandung sudah ad sekitar 20an kompasianer. Dan, malam ini saya mengomentari tulisan yang diposting salah satu adik-adikku di IMM UIN bandung.

Mereka mengutarakan maksudnya kepada saya untuk belajar menulis. Tapi saya bukan tipe penulis yang pandai berteori, kalau mau bisa menulis, kata saya kepada mereka: biasakanlah menulis. Seperti omjay di kompasiana. Karena menulis itu adalah keahlian yang dibiasakan. Penulis itu semakin tua, maka tulisan-tulisannya akan semakin berkualitas. Mereka juga semakin tua akan semakin terkenal. Sangat berbeda dengan artis. Mereka semakin tua akan semakin dilupakan orang. Kulit keriput, kualitas suara yang menurun, dan popularitasnya semakin meredup.

Jadi penulislah kalau kalian hendak mengabadikan namamu. Itulah pesan saya kepada mereka yang selalu merengek ingin bisa menulis. Selamat datang adik-adikku, selamat menempuh hidup baru menjadi kompasianer, yang kudu beradab, jujur, dan percaya diri. Seperti yang saya rasakan kemarin di diri Omjay, sang Guru Blogger di Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun