Mohon tunggu...
Sukrisno Santoso
Sukrisno Santoso Mohon Tunggu... wiraswasta -

Guru Bahasa Indonesia di SMPIT Mutiara Insan Sukoharjo. Menyukai buku, kopi, dan puisi. Menulis "Catatan Kecil" di www.sukrisnosantoso.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Buku Pelajaran yang Panjang Umur

25 Agustus 2016   20:59 Diperbarui: 27 Agustus 2016   22:57 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pedomanilmu.com

Begitulah sistem pendidikan di Indonesia. Buku pelajaran fungsinya hanya beberapa tahun saja. Lebih dari tiga tahun sudah tak ada yang mau menggunakannya. Mereka maunya yang terbaru, yang sesuai dengan kurikulum terbaru.

Pertanyaannya ialah mengapa tidak menyusun buku pelajaran yang berumur panjang? Buku pelajaran –yang bahkan-- bisa diwariskan seorang ibu kepada anaknya. Buku pelajaran yang tetap bergeming tak terusik oleh pergantian kurikulum. Buku pelajaran yang masih bisa kita baca untuk masa yang lama.

Mungkin buku seperti itu berbentuk semacam ensiklopedia. Kita tahu bahwa buku ensiklopedia adalah buku yang berumur panjang. Buku ensiklopedia memuat pengetahuan dan wawasan yang masih bisa kita bacai meski sudah berusia tahunan.

Buku ensiklopedia juga bisa menjadi koleksi yang berharga. Buku ensiklopedia tentu dicetak dengan kualitas yang baik dan sampul hardcover. Harapannya, buku pelajaran tidak sedakar hanya menjadi buku kenangan setelah usianya di atas lima tahun. Orang tua yang memiliki empat anak, cukup membeli satu buku ensiklopedia untuk satu pelajaran yang bisa digunakan keempat anaknya secara berwarisan.

Dengan buku ensiklopedia, sekolah tidak perlu terlalu banyak mengeluarkan biaya banyak untuk berbelanja buku pelajaran setiap tahun. Sekolah tidak terlalu dipusingkan dengan pergantian menteri atau pergantian kurikulum yang mengharuskan pergantian buku teks.

Pertanyaan lanjutannya ialah bagaimana mengajarkan materi dalam buku ensiklopedia? Buku pelajaran selama ini kan disesuaikan dengan kurikulum yang memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar, soal-soal latihan, dan evaluasi akhir semester, termasuk prosedur cara mempelajarinya juga dimuat dalam buku tersebut. Kalau buku ensiklopedia yang isinya hanya pengetahuan tanpa soal-soal latihan, bagaimana mempelajarinya?

Itulah pertanyaan yang perlu pemikiran lebih mendalam untuk menjawabnya. Tapi saya yakin, pasti ada solusinya.

***
Sukoharjo, 24 Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun