Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo yang ‘Tersakiti’, Benarkah?

7 Agustus 2014   05:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:13 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14073391311786874781

Dalam pernyataannya di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Sidang Perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014, Rabu 6 Agustus 2014, Prabowo curhat, dimana salah satunya yang menarik bahwa dia merasa ‘tersakiti’ dalam pilpres kali ini. Sungguh ini pernyataan yang menggelikan dan sekaligus semakin membuat masyarakat muak dengan segala perilakunya.

Apabila kita membahas tentang siapa yang tersakiti dalam hal ini tentulah seharusnya Jokowi bukan Prabowo. Seluruh rakyat Indonesia dan bahkan mungkin seluruh dunia yang mencermati pemberitaan tentang pesta demokrasi negeri ini tahun ini tahu, betapa massive-nya kampanye hitam yang ditimpakan kepada Jokowi. Mulai dari isu Tionghoa, Kristen dan bahkan PKI ditimpakan kepada dia namun semuanya tidak terbukti karena memang itu semua hanyalah perilaku busuk kubu Prabowo saja. Dan setiap kali Jokowi ditanya tentang kampanye hitam yang dikenakan kepadanya dia hanya selalu menjawab dengan santai aku rapopo alias no problem. Kemudian fakta yang membuktikan bahwa akhirnya Jokowi yang memenangi pilpres karena memang dia yang dikehendaki dan dicintai rakyat negeri ini.

Sementara kalau Prabowo merasa tersakiti tentang pemberitaan negatif perilaku dirinya di masa lalu, itu aneh. Dia selama ini hanya menyangkal saja tentang pelanggaran HAM dan rencana kudetanya pada tahun 1998 tetapi tidak mau diusut. Padahal sudah banyak saksi hidup para mantan jendral atasannya yang memberikan pernyataan tentang kebenaran perilaku negatifnya di masa lalu itu.

Kalau Prabowo merasa kecewa karena kalah dalam pilpres kali ini itu wajar tetapi tidak harus merasa tersakiti dan kemudian menuntut KPU melaui MK dengan bukti-bukti kecurangan pilpres yang belum tentu semuanya bisa dia buktikan kebenarannya. Sebagai seorang yang lebih tua dalam usia dan lebih banyak makan asam garam dalam kancah perpolitikan negeri ini dibandingkan dengan Jokowi, seharusnya Prabowo bisa bijaksana dan legowo menerima kekalahan. Bukannya malahan terus menuntut dengan sangat emosional seperti layaknya anak kecil yang kalah dalam suatu permainan. Prabowo seharusnya malu dengan pernyataan dari Jokowi yang mengatakan bahwa Prabowo adalah seorang negarawan padahal kenyayaannya justru kekanak-kanakan.

Berhentilah dengan tuntutan anda yang kekanak-kanakan itu, pak Prabowo. Sesungguhnya bukan anda yang tersakiti melainkan rakyat. Rakyat negeri ini sudah muak dengan semua perilaku anda.

Salam kritis penuh cinta.

***

Solo, Rabu, 6 Agustus 2014

Suko Waspodo

www.sukowaspodo.blogspot.com

Ilustrasi: JPNN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun