aku heran ...
tatkala agama dijadikan sarana penekan belaka
untuk menghakimi pendapat berbeda sebagai dosa
pemukanya mengumbar kebencian di kerumunan massa
ayat-ayat ditafsirkan sebatas kepentingan golongannya
aku heran ...
kelicikan dilakukan tanpa tedeng aling-aling
peraturan dan adab kesopanan tak diambil pusing
pemaksaan kehendak diperagakan hingga menungging
gerombolan para maling bersekutu tuk teriak maling
aku heran ...
kemunafikan dan keserakahan tetap dipelihara
tangan kanan mengacungkan kejujuran yang utama
namun tangan kiri menerima sarana tuk meraih kuasa
demi mengisi pundi-pundi tak malu halalkan segala cara
aku heran ...
yang berperilaku selalu terpuji malahan dicaci maki
tindakan dan kerja prestasi dianggap tuk pencitraan diri
rakyat sungguh menikmati tetapi dianggap telah dibohongi
kemajuan bukan hanya mimpi mengapa masih selalu dicurigai
***
Solo, Jumat, 31 Agustus 2018, 10:30
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H