Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai "Kampret"

12 Mei 2018   13:30 Diperbarui: 1 Agustus 2018   05:41 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: natureworldnews.com

Pada tahun politik ini ada satu binatang yang begitu populer dalam pembicaraan dan tulisan di media sosial. Kampret. Yuuuups, kampret adalah sejenis kelelawar kecil pemakan serangga. Karena begitu populernya bisa dipastikan hampir tak ada hari tanpa kata 'kampret' di media sosial khususnya. Maka pada kesempatan ini ada baiknya kita membahas tentang binatang ini dan mengapa sering diungkapkan di media maupun dalam percakapan sehari-hari, terutama yang menyangkut perilaku politik busuk.

Kampret merupakan binatang yang sangat khas perilakunya. Kampret berbeda dengan burung, jika burung bertelur, kampret melahirkan; burung tidak menyusui, kampret menyusui; burung terbang siang, kampret terbang malam; burung hinggap di pohon, kampret bergelantungan. Apa yang bisa kita tarik maknanya dari fakta tentang kampret ini?

Kita seharusnya tidak berperilaku seperti kampret.  Binatang ini bukan burung tetapi hanya seolah-olah burung. Binatang ini bukan serigala tetapi hanya memiliki wajah seperti serigala. Kampret seolah-olah matanya tajam padahal sesungguhnya dia buta, takut pada cahaya, dan selalu melihat dunia dengan pikiran terbalik karena selalu bergelantungan.  Jadi, jangan sampai kita menjadi manusia yang 'seolah-olah' serta jangan melihat kenyataan hidup dengan 'pikiran terbalik'.

Nah, semoga tulisan pendek ini bisa menjelaskan mengapa kata 'kampret' begitu populer akhir-akhir ini. Semoga anda tidak berperilaku dan disebut sebagai 'kampret' dan lebih parah lagi jangan sampai ikut dalam gerombolan para 'kampret'. Merdeka!!!

Salam damai penuh cinta.

***

Solo, Sabtu, 12 Mei 2018

Suko Waspodo

suka idea

antologi puisi suko

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun