Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Money

Serpih di Mata Seseorang

14 Januari 2014   08:20 Diperbarui: 16 Agustus 2018   09:21 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: jatim times

Pernah ada seorang pencuri makanan tertangkap dan diperintahkan raja untuk digantung. Saat ditanya apakah dia ingin berbicara untuk terakhir kalinya, pencuri itu menjawab, “Ketahuilah raja, bahwa saya dapat menanam satu biji apel dan biji itu akan bertumbuh dan berbuah dalam satu malam. Itulah rahasia yang diajarkan oleh ayahku dan saya berpikir, sayang bila pengetahuan itu mati bersama saya.”

Pada hari berikutnya, waktu telah ditentukan untuk menanam sebuah biji apel. Pencuri itu menggali lubang dan mengatakan, “Biji ini hanya dapat ditanam oleh seorang yang tidak pernah mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Sebagai pencuri, tentunya saya tidak dapat melakukan ini.”

Raja meminta perdana menteri untuk menanam biji apel itu tetapi dia ragu-ragu dan mengatakan, “Tuan yang mulia, ketika saya masih muda, saya ingat saya pernah menyimpan satu barang bukan milik saya. Saya tidak dapat menanam biji ini.”

Ketika bendahara diminta untuk menanam biji itu, dia memohon maaf kepada raja dengan mengatakan bahwa dia pernah menipu seseorang karena soal sejumlah uang. Pada gilirannya, raja juga ingat bahwa dia pernah mengambil dan menyimpan benda berharga milik ayahnya.

Pencuri itu berpaling kepada mereka dan berkata, “Tuan-tuan adalah orang-orang yang terhormat dan berkuasa. Tuan-tuan tidak menginginkan sesuatu lagi tetapi tuan-tuan tidak dapat menanam biji apel ini. Tetapi saya, yang mencuri makanan sedikit untuk dapat bertahan hidup, harus digantung.” Raja senang dan puas dengan kebijaksanaan orang itu dan mengampuni dia.

Salam damai penuh cinta.

***

Solo, Selasa, 14 Januari 2014

Suko Waspodo

suka idea

antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun