Kembali Rhoma Irama membuat sensasi yang tidak lucu dan sekaligus tidak punya malu. Bakal calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan bahwa pandangan keagamaannya tidak berseberangan dengan pendiri PKB, almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia dan Gus Dur, katanya, mendukung pluralisme. Hal itu ia ungkapkan di Studio Orange Kompas TV, Palmerah, Jakarta, Selasa, 7 Januari 2014.
Dia menolak kalau ada yang bilang bahwa dia berseberangan dengan Gus Dur. Masalah pluralisme, Rhoma mengutip salah satu ayat Al Quran dalam surat Al-Hujurat yang mengatakan bahwa Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk taaruf (saling mengenal) dengan orang-orang yang berlainan suku, bangsa, dan agama. Konsep pluralisme dalam Islam, menurutnya, disebutkan secara eksplisit dan tekstual.
Apa yang diungkapkannya tentang pluralitas dalam Islam dan sikap pluralis almarhum Gus Dur tentu tidak bisa disangkal, memang demikianlah faktanya. Namun menyamakan dirinya dengan almarhum Gus Dur adalah terlalu gegabah dan merendahkan almarhum. Dimana kesamaannya? Gus Dur adalah pribadi yang konsisten pluralis selama hidupnya sedangkan Rhoma Irama adalah pribadi yang mencla-mencle dan hanya pluralis dalam kata-kata. Tentu masih segar dalam ingatan kita saat dia menyerang Jokowi dalam Pilkada DKI yang lalu. Di hadapan pendukung Fauzi Bowo, Rhoma sempat menyerukan agar umat Islam memilih pemimpin yang seagama. Pernyataan Rhoma dianggap menyerang pasangan Joko Widodo, yakni Basuki Tjahaja Purnama yang non-muslim.
Perilaku poligaminya tentu juga tidak bisa disamakan dengan Gus Dur yang setia hanya beristri satu. Sudah diketahui oleh masyarakat umum bahwa Rhoma Irama merupakan figur pelaku poligami sejati.
Mendengar pernyataan Rhoma Irama yang mengaku pluralis dan menyamakan dirinya dengan Gus Dur, sungguh merupakan pernyataan yang menggelikan. Kita seolah berhadapan dengan orang yang sudah lupa ingatan. Namun faktanya kita berhadapan dengan orang yang tidak tahu malu dan asal ngomong. Pernyataannya selain melecehkan almarhum Gus Dur juga melecehkan publik karena menganggap publik sebagai sekumpulan orang yang bodoh dan tidak memperhatikan perilaku dia selama ini.
Bagi PKB, apabila mengamini pernyataan Rhoma Irama ini berarti mereka rela pendirinya dianggap sama oleh pribadi yang tidak konsisten dan doyan perempuan ini. Berarti PKB merelakan Gus Dur, yang merupakan tokoh panutan NU dan sebagian besar umat Islam negeri ini, direndahkan oleh Rhoma Irama. Kalau PKB terus akan mencapreskan Rhoma Irama berarti partai ini memang ingin bunuh diri.
Salam damai penuh cinta.
Sumber Berita: Rhoma Irama Mengaku seperti Gus Dur, Mendukung Pluralisme
***
Solo, Selasa, 7 Januari 2014
Suko Waspodo
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H