Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puisi adalah Ungkapan Kejujuran Hati

22 Februari 2014   00:43 Diperbarui: 4 April 2017   16:20 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1405739069608238755

tepi ngarai membentang hijau damai
kuhisap tetesan embun di pucuk ilalang
gemericik pancuran bambu kecil sungai
alirkan kehidupan tak pernah usang

Bahkan doa kita pun bisa menjadi puisi yang indah. Penggalan puisi ini menunjukkan hal itu. Silahkan menikmatinya.

Tuhanku ya Allahku
kupersembahkan diriku hanya kepada Mu
apapun yang Engkau perbuat atas diriku
aku terima

akan kujalani dengan senang hati
apapun kehendak Mu padaku
aku bersedia menanggung segala-galanya
di dalam diriku dan di dalam semua ciptaan Mu

Seperti itulah sedikit contoh sederhana yang biasanya muncul dalam puisi. Ungkapan kejujuran yang mengalir dengan jernih. Dalam memaknai puisi juga diperlukan kejujuran hati, tak boleh dengan kemarahan. Seperti di era pemerintahan negara ini dimasa lalu. Banyak penulis maupun penyair kritis yang dipenjarakan hanya karena menulis keprihatinan yang terjadi di masyarakat secara kritis, pemerintah tersinggung. Bukankah pemikiran mestinya dibalas dengan pemikiran; tulisan dibalas dengan tulisan. Bukan dengan kekerasan. Beruntung generasi masa kini sudah mengalami kebebasan dalam berekspresi. Maka sebaiknya gunakan media penulisan untuk menyampaikan ungkapan kejujuran hati.

Sering terungkap oleh mereka yang belum mulai mencoba menulis puisi, bahwa mereka menyukai puisi dan ingin menulis puisi tapi takut puisinya jelek. Sesungguhnya tidak ada puisi yang jelek. Semuanya tergantung yang memaknainya. Kunci utamanya adalah seperti yang diungkapkan oleh Judy Collins – kejujuran hati. Ungkapkan apa adanya yang ada dalam hati dalam karya puisi.

Demikianlah ini sekedar berbagi pengalaman dalam proses kreatif penulisan puisi. Selamat berkarya.

Salam kreatif penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 21 Februari 2014
Suko Waspodo
www.sukowaspodo.blogspot.com
Ilustrasi: www.kutembak.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun