Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY ‘Ngrecoki’ Jokowi

22 Agustus 2014   23:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:49 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14087002201751049024

SBY ngrecoki Jokowi, inilah pesan yang lagi santer beredar di media sosial yang ditujukan ke SBY pasca putusan MK yang menolak gugatan pilpres kubu Prabowo-Hattayang berarti Jokowi-JK pasti menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI ketujuh. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku menerima sejumlah pesan yang bernada negatif tentang dirinya. Pesan itu berbunyi SBY dan Partai Demokrat dilarang merecoki pemerintahan Jokowi .

"Hari ini saya menerima sejumlah pesan yang bernada negatif. Saya tahu hal ini juga beredar di sejumlah kalangan. Pesan negatif itu berbunyi 'SBY dan Partai Demokrat jangan ngrecoki Jokowi'. Artinya, SBY jangan mengganggu atau mengatur-atur Jokowi ," tulisnya dalam akun Twitter resminya, @SBYudhoyono, Kamis, 21 Agustus 2014 malam.

SBY mengaku tidak paham mengapa dirinya disebut ngrecoki presiden terpilih Jokowi . Kalau pun sebabnya soal rencana pertemuan dengan Jokowi , SBY tidak bermaksud untuk merecoki, melainkan niat tulus membantu.

SBY juga sempat menegaskan alasannya membantu Jokowi terkait pemerintahan yang baru. Dia merasa bertanggung jawab secara moral membantu Presiden terpilih untuk menjalankan pemerintahan baru yang akan datang.

"Sewaktu saya menyampaikan Pidato Kenegaraan, 15 Agustus 2014, saya katakan secara moral saya wajib membantu Presiden Baru. Saya dengan senang hati membantu jika memang dikehendaki. Jadi terserah kepada Presiden baru. Tidak ada pikiran buruk dari saya," tegas SBY lebih lanjut.

Menurut Susilo Bambang Yudoyono, maksud pertemuannya dengan Jokowi itu agar Jokowi dapat lebih siap menjalankan pemerintahan yang baru. Namun, katanya ada pihak-pihak yang tidak menghendaki hal itu terjadi.

"Ketika saya ingin ikut menyukseskan transisi antara saya dengan Presiden terpilih itu juga niat baik saya agar ketika dilantik jauh lebih siap. Namun, ternyata ada yang tidak menghendaki hal-hal baik itu terjadi. Tentu saya harus menghormati. Naluri politik saya jadi bekerja," pungkasnya.

Mencermati niat baik SBY ini memang sebaiknya kita jangan keburu berburuk sangka. Kita seharusnya menyadari bahwa kelangsungan negara ini tidak bisa hanya didasarkan kepada satu pemikiran Jokowi saja atau para politisi partai pendukungnya. Untuk menata negara yang sangat kompleks ini membutuhkan masukan dari para politisi atau negarawan negeri ini yang sudah berpengalaman.

Joko Widodo yang bisa dikatakan orang yang masih baru dalam kancah politik negeri ini pasti sangat membutuhkan masukan-masukan dari siapa pun. Jokowi terbiasa menerima atau mencari masukan dari rakyat kecil dalam kebiasaan blusukan-nya, maka pasti tidak ada masalah apabila dia juga mendengarkan masukan dari SBY. Kita tidak perlu kuatir dan bahkan harus yakin bahwa Jokowi pasti akan selalu menyaring masukan yang ada baik dari rakyat atau bahkan dari SBY sekalipun. Yang mesti kita lakukan adalah terus mengawal Jokowi dengan sikap kritis terhadap langkah-langkah yang akan diambil.

Mari kita memberi kepercayaan kepada Jokowi-JK dalam menata negara ini. Bersikap kritis terhadapnya tentu merupakan kewajiban kita namun kita tidak perlu terlalu cemas dan selalu mencurigai siapa pun yang ingin memberi masukan terhadap pemerintahannya.

Salam damai penuh cinta.

***

Solo, Jumat, 22 Agustus 2014

Suko Waspodo

www.sukowaspodo.blogspot.com

Ilustrasi: www.tempo.co

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun