Pada suatu hari dua orang sahabat sepakat untuk mengadakan perjalanan jauh bersama-sama. Mereka sahabat karib yang telah mengenal satu sama lain bertahun-tahun. Yang satu berjanji kepada yang lain, “Aku akan mendampingimu dalam kesulitan dan kegembiraan. Apa pun yang terjadi aku tetap bersamamu lebih-lebih dalam kesulitan di perjalanan.”
Teman yang kedua, yang sedikit lemah dan penakut sangat senang mendengar janji itu. Mereka kemudian bepergian bersama-sama. Dalam perjalanan itu mereka harus melewati sebuah hutan lebat. Karena janji itu, teman yang lemah tidak takut. Akan tetapi sesudah setengah perjalanan tiba-tiba muncul dari kejauhan seekor beruang besar. Segera teman yang kuat itu memanjat sebatang pohon untuk meyelamatkan diri, meninggalkan temannya pada nasibnya. Teman yang lemah tidak dapat mengikuti apa yang dilakukan oleh teman yang kuat. Di saat panik itu tiba-tiba muncul gagasannya. Dia segera berbaring di tanah pura-pura mati. Dia menutup matanya rapat-rapat dan tidak berani bernafas. Teman yang di atas pohon mengamati beruang mendekati sahabatnya. Beruang melangkah ke tempat orang itu berbaring, berjalan mengelilinginya, berjenti sesaat dekat telinganya, dan dengan tenang pergi menghilang. Dengan rasa lega teman yang berada di pohon turun, sementara yang satunya duduk.
“Aku mengamati beruang itu tampaknya membisikkan sesuatu kepadamu,” kata teman yang lebih kuat. “Ya beruang itu berbisik begitu bodohnya aku mempercayai engkau,” jawab orang itu dengan sikap dingin.
*Ujian terhadap suatu janji terletak dalam pemenuhan janji itu.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Selasa 13 Agustus 2013
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H