Mohon tunggu...
Politik

Strategi Marketing Mix dalam Sebuah Gerakan Politik

18 April 2016   22:09 Diperbarui: 18 April 2016   22:18 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini, kita sering melihat dan membaca berita di media tentang militansi anak muda bernama “Teman Ahok” yang giat bergerak untuk mengumpulkan satu juta KTP warga DKI Jakarta. Salah satu cara yang dilakukan mereka adalah mendirikan booth Teman Ahok di beberapa pusat perbelanjaan dan mendirikan posko mini di sekitar pemukiman warga. “Selain mengumpulkan KTP dukungan, relawan Teman Ahok juga menjual merchandise yang keuntungannya akan digunakan untuk mendanai gerakan tersebut.” Begitu penuturan Amalia Ayuningtyas selaku juru bicara relawan Teman Ahok.

Walaupun cara mereka menggalang dukungan tidak berbeda jauh dengan sales marketing sebuah produk, namun hasilnya sungguh mengejutkan. Sebab menurut laporan data pada situs relawan Teman Ahok pada tanggal 17 April 2016, angka dukungan sudah mencapai 597.410 KTP. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat secara signifikan hingga mencapai 1.000.000 lembar KTP dukungan yang ditargetkan.

Bila mengacu pada ketetapan KPUD DKI Jakarta pada pilkada tahun 2017 mendatang, jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) adalah 6.983.692 orang pemilih. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Pilkada Nomor 8 tahun 2015, untuk daerah dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 6.000.000 jiwa sampai dengan 12.000.000 jiwa seperti wilayah DKI Jakarta ini, calon peserta jalur perseorangan syaratnya harus didukung paling sedikit 7,5 persennya. Yaitu sekitar 523.777 dukungan.

Berdasarkan uraian data diatas, untuk pasangan (Ahok-Heru) bila tidak ada aral rintangan bisa dipastikan bakal melaju sebagai salah satu peserta Pilkada 2017 DKI Jakarta dari jalur perseorangan. Lalu yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah tugas relawan Teman Ahok selanjutnya? Mengapa relawan Teman Ahok terus bergerak mencari dukungan?

Menjawab pertanyaan diatas, penulis mencoba menghubungkan pada empat komponen dalam teori marketing mix yang dikemukakan oleh Philip Kotler (2000:15), yaitu : Promotion, Product, Place dan Price. Dalam pembahasan kali ini, jika Teman Ahok memposisikan (Ahok-Heru) sebagai komponen product, maka product yang ditawarkan oleh Teman Ahok adalah product yang memiliki positioning dan dianggap cocok untuk mengatasi permasalahan di wilayah Jakarta.

Adapun, Positioning Product yang ditawarkan oleh Teman Ahok kepada masyarakat pemilih di Jakarta tersebut adalah sebuah ketegasan, kejujuran, keberanian dan hasil kerja nyata selama memimpin Jakarta hingga sekarang. Maka tidak salah lagi, jika karakter seorang pemimpin seperti Ahok dianggap mampu untuk melakukan suatu perubahan.

(Ahok-Heru) bahkan bisa juga dianggap oleh Teman Ahok sebagai simbol dari sebuah perlawanan terhadap bentuk KLEPTOKRASI dalam pemerintahan Jakarta saat ini. Kleptokrasi adalah jenis kekuasaan dimana pejabat publik menggunakan kekuasaan publiknya untuk mencuri kekayaan negara (korupsi otomatis).

Dari pemaparan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa gerakan Teman Ahok yang telah kita ketahui bersama adalah sebuah gerakan alternatif dalam berpolitik. Meskipun ada beberapa pihak yang mendiskreditkan gerakan ini, namun gerakan relawan Teman Ahok nyatanya sangat efektif melakukan komunikasi politik yang bersifat egaliter dan mampu memberi pencerahan kepada masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jakarta pada khususnya. Contoh nyata dari gerakan relawan Teman Ahok ini adalah sebuah aksi yang tidak melakukan “pemalakan” berupa uang dan materi untuk sekedar dukung-mendukung terhadap seorang politikus yang hendak mengabdi serta bekerja untuk rakyat demi kemaslahatan bersama.

Dan sebagai penutup, penulis menyarankan, sebagai berikut:

1.      Sebagai sales marketing sebuah produk yang bermerek (Ahok-Heru), Teman Ahok harus berani memberikan layanan purna jual berupa garansi selama 5 tahun masa kepemimpinan (Ahok-Heru) apabila kelak dipercaya oleh masyarakat DKI Jakarta untuk memimpinnya. Garansi yang dimaksud adalah tetap menjaga dan mengawal berbagai kebijakan agar tetap berpihak pada kesejahteraan masyarakat Jakarta.

2.      Sebagai “Teman Ahok”, jangan segan bersikap kritis, namun jangan juga bersifat “nglunjak” karena merasa telah melakukan investasi jasa dan budi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun