di sudut senja yang mulai pudar
kala langit menyulam warna jingga
secangkir teh hangat menjadi pelipur
mengalirkan hangat pada diri yang letih
uapnya menari, lembut dan halus
membawa kisah hari yang berlalu
tetes demi tetes, mengurai lelah
mengganti gemuruh dengan tenang teduh
setiap seruputan adalah pelukan
dari waktu yang melambat sejenak
mengajakku merenung tanpa beban
menghitung syukur di sela hembusan nafas
aroma melati yang samar menyeruak
seperti bisikan lembut rahasia alam
mengingatkan bahwa lelah ini wajar
dan besok, mentari akan kembali ramah
secangkir teh hangat di penghujung hari
adalah laksana doa dalam diamku
menyulam harapan merengkuh arti
menutup lembaran hari dengan damai
***
Solo, Selasa, 10 Desember 2024. 10:07 am
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H