Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjadi Teman Curhat yang Baik dan Memberi Solusi

3 November 2024   19:01 Diperbarui: 3 November 2024   19:34 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Setiap orang pasti pernah berada dalam situasi di mana seorang teman datang untuk berbagi cerita atau masalah yang dihadapinya. Dalam momen seperti ini, kita menjadi "tempat curhat" bagi mereka. Namun, menjadi teman curhat yang baik bukan sekadar mendengarkan atau memberi saran; ada seni dan keahlian tersendiri yang diperlukan agar kita benar-benar membantu, bukan malah membuat teman kita merasa tidak dipahami atau bahkan lebih tertekan. Artikel ini akan membahas cara-cara menjadi teman curhat yang baik dan bagaimana kita dapat memberikan solusi yang relevan dan bermanfaat.

1. Menjadi Pendengar Aktif

Saat teman bercerita, yang paling pertama dan penting untuk dilakukan adalah mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan aktif tidak hanya berarti diam mendengar, tapi juga menunjukkan bahwa kita benar-benar fokus dan peduli dengan apa yang disampaikan. Beberapa cara untuk menjadi pendengar aktif, antara lain:

  • Menatap mata lawan bicara: Ini menunjukkan bahwa kita fokus pada apa yang disampaikan.
  • Mengangguk atau memberikan respon kecil: Tanggapan seperti "Iya," "Hmm," atau "Saya mengerti," membantu teman kita merasa bahwa ia didengar.
  • Menghindari interupsi: Biarkan teman menyelesaikan ceritanya tanpa tergesa-gesa menyela atau menilai.

Dengan menjadi pendengar aktif, kita dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi teman untuk mengungkapkan perasaannya tanpa merasa dihakimi atau diremehkan.

2. Menjaga Emosi dan Bahasa Tubuh

Ketika mendengarkan cerita atau keluhan yang mungkin berat, kita harus mengendalikan emosi dan bahasa tubuh. Jangan menunjukkan ekspresi yang terlalu terkejut, kecewa, atau bahkan merasa tidak percaya. Bahasa tubuh dan ekspresi wajah sangat berpengaruh pada bagaimana perasaan teman kita dalam berbagi. Jika kita menunjukkan respon yang membuatnya merasa malu atau salah, dia mungkin akan merasa enggan untuk melanjutkan curhatannya.

3. Bertanya untuk Memahami Lebih Dalam

Sebelum memberikan saran atau solusi, penting bagi kita untuk memahami keseluruhan masalah yang dihadapi teman kita. Bertanya dengan baik dapat membantu kita mendapatkan gambaran yang lebih lengkap sekaligus menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli. Namun, jangan menanyakan hal-hal yang terkesan menghakimi atau terlalu invasif. Pertanyaan yang baik, misalnya:

  • "Boleh ceritakan lebih lanjut tentang situasinya?"
  • "Apa yang membuat kamu merasa seperti itu?"
  • "Menurut kamu, apa yang paling memberatkan dari masalah ini?"

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membuka ruang bagi teman kita untuk menjelaskan lebih dalam tanpa merasa ditekan atau dihakimi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun