Wawasan Utama
- Studi tentang kognisi bayi membantu membedakan antara proses biologis bawaan dan konstruksi budaya yang dipelajari.
- Bayi mengasosiasikan bentuk tertentu dengan bunyi tertentu bahkan sebelum mereka memperoleh bahasa.
- Penelitian baru menunjukkan bahwa bayi dapat membedakan antara menjadi agen suatu tindakan dan ditindaklanjuti, yang menunjukkan pemahaman tentang konsep abstrak dasar.
Bagi kebanyakan orang dewasa, konsep hidup tanpa bahasa tidak terbayangkan. Gagasan seperti pusat gravitasi, dakwaan pidana, atau perseroan terbatas tidak ada tanpa struktur linguistik yang mendukungnya. Dunia batin kita, yang dipenuhi dengan konsep abstrak, sangat terkait erat dengan bahasa, sehingga sulit untuk membayangkan keberadaan kognitif tanpa kata-kata. Namun, perolehan bahasa terjadi relatif terlambat dalam kehidupan. Bayi, terutama sebelum mereka mulai berbicara, merupakan jendela yang menarik ke dalam hakikat pikiran yang tidak terikat oleh kata-kata. Mereka memungkinkan kita untuk mengeksplorasi sejauh mana kognisi manusia dapat berkembang tanpa kerangka bahasa.
Eksplorasi ini penting tidak hanya untuk memahami perkembangan anak usia dini, tetapi juga karena memiliki implikasi mendalam bagi perdebatan kontemporer tentang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Inti dari diskusi seputar AI adalah pertanyaan apakah mesin, yang saat ini beroperasi tanpa proses berpikir berbasis bahasa seperti manusia, dapat mencapai kesadaran atau tingkat kecerdasan seperti manusia.
Kognisi Pra-Linguistik: Kompleksitas yang Mengejutkan dalam Pemikiran Bayi
Pada usia empat tahun, anak-anak biasanya telah menguasai keterampilan bahasa dasar, namun, banyak hal yang terjadi secara kognitif sebelum periode ini masih diselimuti misteri. Sementara penelitian menunjukkan bahwa bayi pralingual mungkin tidak menunjukkan tonggak kognitif tertentu---seperti mengenali diri mereka sendiri di cermin atau berhasil dalam tugas-tugas seperti uji kesalahan A-bukan-B---mereka mengejutkan para peneliti dengan luasnya pemikiran abstrak mereka.
Salah satu temuan yang lebih mencengangkan adalah bahwa bayi, bahkan tanpa memiliki kata-kata yang diperoleh, tampaknya memiliki pemahaman intuitif tentang simbolisme suara. Hal ini terbukti dalam fenomena "kiki" dan "bouba", di mana bahkan bayi pra-verbal mengasosiasikan bentuk yang tajam dan bergerigi dengan bunyi "kiki" dan bentuk bulat dan halus dengan bunyi "bouba." Universalitas asosiasi ini menunjukkan bahwa hubungan ini tidak semata-mata bersifat kultural tetapi mungkin tertanam dalam kognisi manusia. Hal ini mengisyaratkan adanya lapisan pemikiran yang mendasarinya yang beroperasi secara independen dari pembelajaran kultural dan masukan linguistik.
Wawasan ini memberikan petunjuk penting tentang seberapa banyak kognisi kita ditentukan secara biologis dan seberapa banyak yang dipelajari secara kultural. Kognisi pra-linguistik mengungkapkan serangkaian kemampuan bawaan yang memungkinkan bayi memahami lingkungan mereka jauh sebelum kata-kata menyediakan perancah bagi pikiran mereka.
Tata Bahasa Pikiran Bawaan: Dasar untuk Bahasa
Penelitian terkini dari laboratorium Jean-Rmy Hochmann, yang dipimpin oleh Liuba Papeo, telah memperluas pemahaman kita tentang bagaimana bayi memproses konsep abstrak. Penelitian ini meneliti bagaimana bayi memahami interaksi manusia dan mengungkapkan bahwa bayi dapat membedakan antara agen (mereka yang melakukan tindakan) dan pasien (mereka yang ditindaklanjuti) dalam penggambaran visual perilaku manusia. Pemahaman ini, yang sejajar dengan perbedaan subjek-objek dalam bahasa, menunjukkan bahwa konsep abstrak tertentu yang terkait dengan tata bahasa mungkin ada secara independen dari struktur linguistik.
Penelitian ini menantang asumsi tradisional tentang peran bahasa dalam membentuk kognisi manusia. Jika bayi dapat memahami perbedaan antara peran agen dan pasien tanpa bantuan bahasa, ini mungkin menunjukkan bahwa struktur kognitif fundamental---seperti bentuk tata bahasa yang belum sempurna---tertanam secara biologis. Dengan kata lain, manusia mungkin dilahirkan dengan "bahasa Chomskyan," tata bahasa internal yang mendalam yang membentuk fondasi untuk pemikiran abstrak dan yang akhirnya dipetakan oleh kata-kata saat kita memperoleh bahasa.