Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penuaan dan Penurunan Kognitif dalam Politik: Apakah Tanda-Tanda Awal Demensia Menjadi Penyebab Kekhawatiran?

23 Oktober 2024   07:33 Diperbarui: 23 Oktober 2024   07:44 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KENDI.id

Seiring bertambahnya usia politisi, kekhawatiran tentang penurunan kognitif menjadi lebih relevan dalam pemilihan umum. Penyakit Alzheimer dan bentuk-bentuk demensia lainnya tidak muncul dalam semalam, tetapi berkembang perlahan seiring waktu, seringkali jauh sebelum diagnosis resmi. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: seberapa besar kekhawatiran kita terhadap ketajaman mental kandidat politik yang menua, dan apa yang dapat kita lakukan untuk memastikan bahwa kita memilih pemimpin yang tetap bugar secara kognitif untuk menjabat?

Wawasan Utama:

  • Politisi yang Menua dan Penurunan Kognitif: Sama seperti orang lain, politisi tidak kebal terhadap penuaan atau risiko demensia.
  • Tanda-tanda Peringatan Dini: Penurunan kognitif sering kali dimulai bertahun-tahun sebelum diagnosis resmi demensia, dengan tanda-tanda yang terwujud dalam perilaku publik.
  • Faktor Risiko: Faktor kesehatan dan riwayat keluarga tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit Alzheimer atau bentuk-bentuk demensia lainnya.

Penuaan dan Penurunan Kognitif pada Politisi

Seiring bertambahnya usia populasi, demikian pula kumpulan kandidat politik potensial. Politisi yang menua tetap menjadi tokoh utama dalam pemilihan umum, tetapi penurunan kognitif menjadi perhatian yang terus meningkat. Penyakit Alzheimer dan bentuk-bentuk demensia lainnya memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, dan politisi tidak terkecuali dari kondisi ini. Sangat penting untuk menilai apakah orang-orang ini menunjukkan tanda-tanda gangguan kognitif, terutama saat mereka mengambil peran yang melibatkan pengambilan keputusan berisiko tinggi.

Meskipun diagnosis formal demensia biasanya dilakukan pada tahap akhir perkembangan penyakit, banyak gejalanya muncul jauh lebih awal. Keluarga penderita Alzheimer atau demensia sering kali mengamati tanda-tanda halus jauh sebelum kondisi tersebut secara resmi dikenali, terutama dalam situasi yang menuntut fungsi mental yang kompleks, seperti menangani keuangan atau mengelola informasi yang kompleks. Prinsip yang sama berlaku untuk kandidat politik yang menua---tanda-tanda awal penurunan kognitif dapat muncul dalam penampilan publik jauh sebelum diagnosis resmi dibuat.

Tanda-Tanda Awal Penurunan Kognitif

Kita tidak selalu memiliki akses ke catatan medis lengkap kandidat politik, yang membuatnya sulit untuk menilai kesehatan kognitif mereka secara pasti. Namun, ada tanda-tanda yang dapat diamati yang dapat memberikan petunjuk apakah seseorang mengalami penurunan kognitif dini. Ini termasuk kesulitan dengan kontrol penghambatan, perubahan bahasa, dan kegagalan memori.

Kendali Penghambat:

Kendali penghambatan mengacu pada kemampuan untuk fokus, tetap pada topik, dan menahan diri dari perilaku atau komentar yang tidak pantas. Bagi politisi, menjaga alur pemikiran yang jelas selama pidato dan wawancara sangat penting. Meskipun siapa pun terkadang dapat menyimpang dari topik, pola bicara yang tidak jelas, terputus-putus, atau penyimpangan yang sering dapat mengindikasikan penurunan kognitif. Demikian pula, kemampuan untuk mengendalikan reaksi emosional seseorang dapat memburuk, yang menyebabkan ledakan kemarahan atau frustrasi yang lebih cepat.

Kurangnya kendali penghambatan juga dapat terwujud dalam cara yang lebih ofensif. Politisi yang menua yang tiba-tiba mulai menggunakan bahasa yang tidak pantas, hinaan rasial, atau membuat komentar ofensif yang dulunya akan mereka hindari di depan umum, mungkin berjuang dengan pengendalian mental yang diperlukan untuk tetap cerdas secara politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun