Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Komik Indonesia Zaman Dulu, Harta Karun yang Diburu Kolektor

19 Oktober 2024   07:08 Diperbarui: 19 Oktober 2024   07:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam dunia komik, terutama pada masa lalu ketika komik-komik karya anak bangsa menjadi hiburan yang digemari oleh berbagai kalangan. Kini, komik-komik Indonesia zaman dulu telah menjadi benda berharga yang diburu oleh para kolektor. Nilai sejarah, seni, dan kenangan masa kecil yang melekat pada komik-komik ini membuatnya semakin langka dan bernilai tinggi. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri mengapa komik Indonesia zaman dulu begitu dicari, serta melihat karya-karya legendaris yang menjadi ikon dunia komik lokal.

Sejarah Singkat Komik Indonesia

Perkembangan komik di Indonesia dimulai sejak tahun 1930-an, di mana komik-komik pertama terbit dalam bentuk strip di surat kabar dan majalah. Salah satu tokoh penting pada masa ini adalah Kho Wan Gie, seorang ilustrator yang karyanya sering muncul di surat kabar berbahasa Tionghoa. Namun, era keemasan komik Indonesia baru dimulai pada tahun 1950-an hingga 1970-an, ketika karya-karya komik asli Indonesia mulai bermunculan dan diterima luas oleh masyarakat.

Masa tersebut menandai era kelahiran komik lokal dengan berbagai tema, mulai dari sejarah, pahlawan super, humor, hingga kisah silat. Penerbit seperti Sastra Kumala, Maranatha, Melodie, Bintang Timur, dan Gunung Agung menjadi pionir dalam menerbitkan komik-komik lokal yang merakyat. Pada masa ini, komik tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga alat pendidikan dan propaganda. Kisah-kisah sejarah nasional dan perjuangan kemerdekaan banyak diangkat, membuat komik juga menjadi medium untuk membangun kesadaran nasionalisme.

Keunikan Komik Indonesia Zaman Dulu

Komik Indonesia zaman dulu memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dari komik-komik luar negeri seperti Jepang dan Amerika. Salah satu ciri khasnya adalah gaya gambar yang sangat Indonesia, dengan latar belakang budaya, pakaian, dan cerita yang kental dengan nuansa lokal. Selain itu, bahasa dan dialog yang digunakan sangat membumi, mencerminkan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu.

Beberapa genre komik yang populer antara lain:

  • Komik Silat: Kisah petualangan pahlawan dalam dunia persilatan dengan jurus-jurus sakti, misalnya "Si Buta dari Gua Hantu" karya Ganes TH, "Mandala" karya Man, "Kelelawar" karya Jan Mintaraga, "Pendekar Bambu Kuning" karya Usyah, "Djaka Sembung" karya Djair, "Kuil Loncatan Setan" karya Teguh Santosa, "Pandji Tengkorak" karya Hans, dan masih banyak lagi.
  • Komik Sejarah: Menceritakan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia, seperti "Pangeran Diponegoro", "Patimura", dan kisah-kisah perjuangan lainnya.
  • Komik Wayang: Kisah-kisah klasik dunia pewayangan, seperti "Ramayana", "Mahabharata", "Bharatayuda" karya R.A. Kosasih, dan lain-lain.
  • Komik Pahlawan Super Lokal: Mengangkat tokoh-tokoh dengan kekuatan super, namun dengan ciri khas lokal, seperti "Gundala" karya Hasmi, "Godam" karya Wid NS, "Labah-Labah merah" karya Kus Bram, "Nusantara" karya Mater, "Gina" karya Gerdi WK, dan lain-lain.
  • Komik Roman: Kisah-kisah percintaan dari karya Tony G, Budi S, Jan, Floren, Sim, Wid Senja, dan lain-lain.
  • Komik Dongeng: Kebanyakan diangkat dari karya HC Andersen namun dengan ilustrasi goresan tangan cergamis lokal. Selain itu juga ada dongeng rakyat seperti "Calon Arang", "Timun Emas", "Si Kancil", dan lain-lain.
  • Komik Humor: Cerita-cerita lucu dan menghibur yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, seperti karya Tati Sumarto.

Komik Sebagai Koleksi Berharga

Seiring dengan perkembangan zaman, komik-komik Indonesia zaman dulu semakin sulit ditemukan di pasaran. Banyak dari komik tersebut tidak lagi dicetak ulang, dan ketersediaan cetakan pertama atau cetakan awal menjadi sangat terbatas. Inilah yang membuat komik-komik lawas ini menjadi objek buruan para kolektor. Tidak hanya sekadar hiburan, komik-komik ini kini dianggap sebagai artefak budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Para kolektor komik Indonesia zaman dulu biasanya mencari edisi pertama, cetakan asli, atau komik yang masih dalam kondisi baik. Beberapa judul bahkan memiliki harga yang fantastis di pasar koleksi. Misalnya, komik "Si Buta dari Gua Hantu" edisi pertama atau "Gundala" bisa dihargai jutaan rupiah, tergantung pada kondisi dan kelangkaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun