Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Munculnya "Friends with Benefit": Menjelajahi Persimpangan Persahabatan dan Seks

30 April 2024   21:15 Diperbarui: 30 April 2024   21:28 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Vogue

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena hubungan Friends With Benefit (FWB / Teman dengan Manfaat) semakin mendapat perhatian dalam bidang psikologi hubungan. Tulisan ini berupaya menggali alasan di balik melonjaknya popularitas pengaturan FWB, serta mengeksplorasi dinamika yang terjadi dalam serikat pekerja non-konvensional ini. 

Meskipun hubungan romantis secara tradisional dipandang sebagai perpaduan ideal antara persahabatan dan keintiman seksual, meningkatnya prevalensi pengaturan FWB menantang gagasan ini, sehingga mendorong kajian lebih dalam mengenai keuntungan dan kompleksitas unik yang ditawarkannya.

Lanskap hubungan modern sedang berkembang, dengan paradigma tradisional memberi jalan pada pengaturan yang lebih cair dan tidak konvensional. Diantaranya, hubungan pertemanan dengan manfaat (FWB) telah muncul sebagai fenomena yang menonjol, ditandai dengan kombinasi persahabatan dan hubungan seksual biasa. Tidak seperti kemitraan romantis tradisional, perjanjian FWB tidak memiliki formalitas dan komitmen yang biasanya dikaitkan dengan kencan, namun menawarkan tingkat keintiman yang lebih dari sekadar kenalan.

Menjelajahi Daya Tarik Hubungan FWB

Beberapa faktor berkontribusi terhadap daya tarik hubungan FWB di masyarakat saat ini. Salah satu faktor penting adalah pergeseran sikap terhadap seks dan keintiman, khususnya di kalangan generasi muda. Ketika norma-norma masyarakat semakin diliberalisasi, individu lebih cenderung untuk mengeksplorasi seksualitas mereka dan mencari bentuk-bentuk persahabatan yang non-tradisional.

Pengaturan FWB memberikan ruang yang aman dan non-komitmen bagi individu untuk memuaskan hasrat seksualnya sambil mempertahankan tingkat pelepasan emosi.

Selain itu, munculnya budaya hookup dan platform kencan online telah memfasilitasi pembentukan koneksi FWB. Dengan menjamurnya aplikasi kencan dan jaringan media sosial, masyarakat memiliki akses yang lebih besar terhadap calon pasangan, sehingga lebih mudah untuk menjalin hubungan kasual berdasarkan ketertarikan dan kecocokan bersama.

Perpaduan Optimal antara Persahabatan dan Seks

Meskipun hubungan romantis sering kali dipuji sebagai lambang kepuasan emosional, pertemanan FWB menawarkan perpaduan unik antara keintiman dan otonomi. Tidak seperti pasangan romantis yang mungkin terikat oleh ekspektasi dan norma sosial, teman yang memiliki keuntungan menikmati tingkat kebebasan dan fleksibilitas yang lebih besar dalam interaksi mereka. Mereka dapat terlibat dalam aktivitas seksual tanpa tekanan komitmen atau rasa takut dihakimi, sekaligus menikmati persahabatan dan dukungan emosional yang biasanya dikaitkan dengan persahabatan.

Selain itu, hubungan FWB dapat menjadi pengalaman pembelajaran yang berharga, memungkinkan individu untuk mengeksplorasi preferensi dan batasan seksual mereka dalam lingkungan yang mendukung. Dengan menjaga landasan persahabatan, pasangan FWB dapat berkomunikasi secara terbuka dan jujur mengenai kebutuhan dan keinginannya, menumbuhkan rasa saling menghormati dan pengertian.

Tantangan dan Pertimbangan

Terlepas dari manfaatnya, hubungan FWB bukannya tanpa tantangan. Salah satu masalah yang umum terjadi adalah potensi keterikatan emosional, karena perasaan keterikatan dan kecemburuan dapat muncul seiring berjalannya waktu. Menetapkan batasan yang jelas dan menjaga komunikasi terbuka sangat penting untuk mengatasi kompleksitas ini dan menjaga integritas hubungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun