Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dunia yang Kian Rapuh

8 Maret 2024   08:09 Diperbarui: 8 Maret 2024   08:18 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Painting by va Szakcs

di bawah langit yang perlahan berubah
dunia terbentang dalam keindahan dan kepahitan
kian rapuh terasa getaran yang menyusup
membingkai hidup dalam bayang-bayang kesedihan

bumi menangis dalam diamnya
rintihan angin memohon ampunan
manusia terlena dalam kehausan akan kekuasaan
mengabaikan tanda-tanda yang jelas terpampang

gunung menangis di balik kerinduannya akan kedamaian
laut meluapkan deritanya atas kecerobohan manusia
hutan-hutan merintih karena ditebang tanpa ampun
dunia kian rapuh dalam pelukan kekerasan tak berujung

namun masih ada harapan yang terus bersemi
di antara reruntuhan dan puing-puing
cahaya kebaikan menyinari hati yang terluka
mengajak untuk bersama merawat dunia yang kian rapuh

mari, berdiri teguh dalam kebaikan dan kasih sayang
jadikan dunia ini tempat layak untuk generasi mendatang
agar nanti kita bisa merenung dengan tenang
bahwa kita telah berjuang memperbaiki dunia rapuh ini

***
Solo, Jumat, 8 Maret 2024. 8:04 am
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun