Di taman waktu, tempat kenangan bermekaran, di sana terletak sekuntum bunga, dengan wangi yang lembut dan manis. Kelopak tawa, kelopak air mata, berkilau seiring berjalannya waktu.
Setiap mekarnya menceritakan sebuah kisah, hidup dan cerah, hari-hari dipenuhi matahari, dan malam hari penuh cahaya. Di sana, di tengah-tengah, momen yang sangat berharga, ditangkap selamanya, jernih.
Tawa seorang anak kecil, menari tertiup angin, gema cinta, berbisik 'di bawah pepohonan. Sentuhan lembut tangan yang begitu baik hati, sebuah kenangan yang selamanya terpatri dalam ingatan.
Namun ketika musim berganti, dan tahun demi tahun berlalu, bunga kenangan tidak akan pernah mati. Karena di dalam kelopaknya, kita menemukan kuncinya, untuk membuka harta karun sejarah.
Maka marilah kita merawat taman ini dengan hati-hati, disiram dengan cinta, dan kenangan langka. Karena dalam mekarnya setiap bunga manis, terletak inti dari saat-saat berharga dalam hidup.
Dan ketika tiba saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal, kita akan menyimpan kenangan ini, dan tidak pernah menangis. Karena di taman waktu, rasanya selamanya, kita akan menemukan diri kita tersesat dalam mimpi berbunga.
***
Solo, Rabu, 6 Maret 2024. 6:36 am
Suko Waspodo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI