Di malam yang sunyi, dalam gelap yang pekat, aku meraba-raba, buta di kehampaan yang tak terlihat. Bayang-bayang merayap, merangkak dalam pikiranku, menghantui jiwaku, mengoyak-oyak hatiku.
Tiada cahaya yang menerangi jalanku, hanya kegelapan yang membelenggu, mengikatku. Aku terjebak dalam labirin kesendirian, terhanyut dalam lautan ketakutan yang menggelora.
Bisikan-bisikan tak kasat mata merayap dalam angkasa, menghembuskan dingin yang menusuk tulang rusukku. Aku terdiam, tak berdaya di tengah kekosongan, menghadapi kehampaan yang menganga tanpa ampun.
Tapi meski buta dalam gelap yang menghimpit, ada suara kecil yang berbisik di dalam hatiku. Cahaya kecil itu, rembulan yang bersinar lembut, menuntunku, membimbing langkahku dalam kegelapan.
Aku terus berjalan, walaupun buta dan ragu, mengikuti sinar yang samar, berharap akan terang yang pasti. Karena di balik gelap, ada cahaya yang menanti, menyongsong fajar, membawa keberanian dan harapan.
Maka biarlah aku terus melangkah, meski buta dalam gelap yang membelit. Karena aku percaya, suatu hari nanti, aku akan menemukan jalan keluar, di ujung terang yang kudambakan.
***
Solo, Minggu, 3 Maret 2024. 9:36 pm
Suko Waspodo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI