Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Dihina dan Tercampak

28 Februari 2024   20:52 Diperbarui: 28 Februari 2024   21:14 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dalam kehampaan yang terasa kejam
puisi yang dihina terbaring terlupa
dalam debu dan reruntuhan kehidupan
yang dicampakkan oleh arus masa

kata-kata lelah tak lagi bersorak
melainkan gemetar dalam kehampaan
dipandang sebelah mata, dihinakan
namun tetap berdentang dalam kebisuan

di pinggiran jalan yang sunyi
puisi yang terbuang menangis sendiri
menyaksikan kejahatan manusia
dan keserakahan yang merajalela

tetapi, walau dihina dan tercampak
puisi tetaplah menjadi saksi kebenaran
menyuarakan jeritan hati yang terzalimi
dan mengajak kepada keadilan

puisi ini bukanlah sekadar kata-kata
melainkan api yang menyala di dalam gelap
menyulut semangat perlawanan
dan menuntut hak yang telah terlupa

jadi, biarkanlah puisi ini berkumandang
meskipun terbuang dalam keterpinggiran
karena kehinaan hanya menguatkan
dan puisi akan tetap bersinar di dalamnya

***
Solo, Rabu, 28 Februari 2024. 8:40 pm
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun