Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Cara Melepaskan Diri dari Konflik dengan Lebih Baik

21 Februari 2024   19:43 Diperbarui: 21 Februari 2024   19:45 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Jojonomic

Di tengah konflik, pilihlah untuk berhenti dan berhenti untuk memilih.

Mengatasi konflik bisa menjadi tantangan, namun mempelajari cara melepaskan diri secara efektif dapat menghasilkan resolusi yang lebih produktif dan penuh hormat. Berikut tujuh strategi untuk melepaskan diri di tengah konflik:

1. Kenali Tanda Peringatan Dini:

  • Perhatikan sinyal tubuh dan isyarat emosional yang menunjukkan meningkatnya ketegangan.
  • Mengenali tanda-tanda ini sejak dini dapat membantu Anda melakukan intervensi sebelum konflik meningkat.

2. Ambil Waktu Istirahat:

  • Setuju dengan pihak lain untuk mengambil jeda dari diskusi.
  • Time-out memungkinkan kedua belah pihak untuk menenangkan diri dan mendekati konflik dengan perspektif yang lebih jelas.
  • Tetapkan waktu tertentu untuk berkumpul kembali, untuk memastikan masalah ini ditangani dan bukan diabaikan.

3. Fokus pada Mendengarkan Secara Aktif:

  • Daripada merumuskan tanggapan, berkonsentrasilah pada pemahaman sudut pandang orang lain.
  • Renungkan kembali apa yang telah Anda dengar untuk memastikan Anda memahaminya dengan benar.
  • Mendengarkan secara aktif dapat meredakan ketegangan dan menunjukkan rasa hormat terhadap perasaan orang lain.

4. Gunakan Pernyataan "Saya":

  • Komunikasikan perasaan dan pikiran Anda menggunakan pernyataan "saya" dan bukan pernyataan "Anda".
  • Misalnya, "Saya merasa frustrasi saat..." alih-alih "Anda selalu..."
  • Pendekatan ini dapat mencegah saling menyalahkan dan mendorong dialog yang lebih kolaboratif.

5. Latih Empati:

  • Cobalah untuk memahami emosi dan motivasi di balik perkataan dan tindakan orang lain.
  • Empati dapat menciptakan koneksi dan membuka pintu komunikasi yang lebih bermakna.
  • Mengenali rasa kemanusiaan satu sama lain dapat menumbuhkan empati dan pengertian.

6. Tetapkan Batasan:

  •  Jika konflik menjadi memanas atau tidak sopan, komunikasikan batasan Anda dengan tegas.
  • Biarkan orang lain mengetahui perilaku apa yang tidak dapat diterima dan bagaimana Anda ingin diperlakukan.
  • Menetapkan batasan akan menciptakan rasa hormat dan dapat mencegah konflik semakin meningkat.

7. Mencari Mediasi atau Bantuan Pihak Ketiga:

  • Jika konflik tampaknya tidak dapat diselesaikan, pertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga yang netral.
  • Mediator atau konselor dapat memfasilitasi diskusi dan membantu menemukan titik temu.
  • Terkadang perspektif luar dapat menawarkan wawasan dan solusi baru.

Ingat:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun