di labirin gelap malam meranggas
langkahku terjerat, hatiku tercekik
dalam hening gelap, kehampaan menjelma
menyulitkan pencarian jalan pulang
di kegelapan ini, suara ragaku gemetar
memanggil nama-nama yang tak terjawab
dalam labirin ini, waktu terasa membeku
seperti takdir yang terjerat dalam reruntuhan
aku berjalan, tanpa arah, tanpa harapan
di setiap tikungan, kebimbangan membelenggu
rasa takut menyelinap, menari-nari di dinding
menjadi bayangan yang menghantuiku
namun, aku tak sendiri, meski dalam kegelapan
ada cahaya kecil, redup, namun menggoda
suara yang lembut, panggilan yang menuntun
menjadi pelita dalam labirin hatiku
maka, aku berjalan, mengikuti cahaya itu
meski ragu, meski lelah, aku terus maju
hingga akhirnya, kaki ini menemukan jalan
keluar dari labirin yang menyiksa
di ujung gelap, sinar pagi memelukku
menyaput kabut yang menyelimuti hatiku
aku merasakan hangatnya mentari pagi
seolah menyembuhkan luka-luka dalam
di labirin gelap, aku belajar makna
bahwa dalam kegelapan, ada harapan
dan cahaya takkan pernah padam
asal kita tetap berjalan, tanpa ragu
***
Solo, Selasa, 13 Februari 2024. 6:18 am
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H