Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin dari Matahari

5 Februari 2024   07:11 Diperbarui: 5 Februari 2024   07:25 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Freepik

di hamparan luas tempat siang bertemu malam
sebuah tarian surgawi, pemandangan yang memesona
matahari, bola api, di lautan kosmik
sinarnya menjangkau, membebaskan roh

dari jantung bintang, angin matahari
membisikkan rahasia melalui lautan kosmik
angin dari matahari, belaian lembut
lagu pengantar tidur kosmik, kemahiran abadi

melalui ruang beludru, ia mulai berkeliaran
membawa kisah-kisah dari rumah emas sang mentari
angin sepoi-sepoi matahari, dipenuhi kehangatan
merangkul dunia dalam suasana antarbintangnya

dengan sayap cahaya, ia bergerak jauh dan luas
menyentuh planet dengan langkah lembut
zephyr kosmik, dalam pakaian bercahaya
menyalakan galaksi dengan api surgawi

melalui permadani langit malam
angin dari matahari terus bertiup
soneta yang luar biasa, melodi yang dinyanyikan
di alam kosmik yang luas, awet muda

dengan setiap tarikan nafas lembut, sebuah cerita berputar
sebuah simfoni yang dimainkan oleh larinya angin matahari
dari pelukan matahari hingga lari jauh
balada abadi, angin dari matahari

***
Solo, Senin, 5 Februari 2024. 7:07 am
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun