Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akhir Tragis Seorang Presiden

12 Januari 2024   12:23 Diperbarui: 12 Januari 2024   12:49 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di puncak kekuasaan yang megah, seorang presiden menjelma sebagai penguasa. Dengan pidato berbunga dan janji manis, dia menari di atas mimpi rakyat yang polos.

Namun di belakang tirai politik yang tebal, intrik dan ambisi menari di dalam benaknya. Kekuasaan, seperti setan bernama godaan, merayunya untuk melupakan janji-janjinya.

Rakyat yang memandang dengan mata harap, menanti keadilan, kesejahteraan, dan perdamaian. Namun di antara sorot mata yang tajam, tersembunyi dendam dan niat tersembunyi.

Akhir tragis terkuak di balik panggung, sebuah pemerintahan yang runtuh tanpa suara. Prestasi dipertanyakan, integritas hancur, seiring rakyat menangis dalam kesedihan.

Lautan protes membanjiri jalanan, suara-suara kecewa bersatu dalam jeritan. Presiden yang dulu dianggap sebagai harapan, kini dihempaskan oleh arus amarah.

Di akhir tragedi ini, catatan hitam terukir, di sejarah bangsa yang penuh dengan impian. Sebuah pelajaran pahit untuk generasi mendatang, bahwa kekuasaan sejati adalah untuk rakyat, bukan untuk diri sendiri.

Tetapi di tengah kehancuran dan kepahitan, harapan tetap hidup, membara di hati rakyat. Mereka yang percaya pada kesejatian reformasi, akan bangkit dan membentuk kisah baru.

Sebab keadilan tidak mati, ia hanya tertidur dalam kegelapan sesaat. Dan di setiap akhir tragis, ada peluang bagi bangkitnya kebenaran.

***
Solo, Jumat, 12 Januari 2024. 12:17 pm
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun