Di garis cakrawala, matahari senja merayu, merona langit berpeluk dengan keemasan. Dalam bisikan angin, rahasia terungkap, akan datang hujan lembut, menyentuh bumi dengan pelukan.
Gemuruh langit membawa pesan diam, bulir-bulir embun menari di ujung dedaunan. Daun-daun bergoyang, menyambut kehadiran, akan datang hujan lembut, menghadirkan kenangan.
Embun di kaca jendela, menyapa perlahan, mengalir di tanah, meresapi kehausan. Aroma tanah basah, menyegarkan jiwa, akan datang hujan lembut, merajut kenangan yang dulu.
Di antara tetes-tetes hujan, rindu bercerita, mengalun lembut, seperti lagu yang terlupakan. Pelukan air, menghapus jejak keringat, akan datang hujan lembut, menyirami hati yang tengah haus.
Hijau daun tersenyum, melepaskan dahaga, bunga-bunga tersenyum, menyongsong embun. Dalam senyap hujan, tercipta puisi alam, akan datang hujan lembut, merangkul semua yang rindu.
Hati yang gundah, ditenangkan oleh rintik hujan, sejenak, dunia terasa hening dan damai. Akan datang hujan lembut, sebagai penyembuh lara, menyirami bumi dan jiwa, menciptakan keindahan yang abadi.
***
Solo, Kamis, 4 Januari 2024. 5:22 pm
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H