Dalam keheningan air mata senja, di bawah kanvas lingkup kosmik. Aku kirimkan pikiranku pada bisikan angin, ke tempat di mana kenangan perlahan menipis.
Andai saja engkau ada di sini, di sisiku, di mana mimpi dan kenyataan berpadu dengan lembut. Dalam permadani pelukan malam, aku merindukan tawamu, karunia hangatmu.
Bintang berkilauan seperti pecahan masa lalu kita bersama, masing-masing kenangan, terlalu indah untuk bertahan lebih lama. Cahaya bulan merangkai kisah-kisah tentang momen-momen yang kita kenal, di hamparan luas tempat perasaan tumbuh.
Sebuah harapan, sebuah bisikan, terbawa oleh angin sepoi-sepoi, menyeberangi lautan, gunung, melewati pepohonan. Gema sesaat dari permohonan diam hati, untuk kehadiranmu mewarnai malam ini dengan gembira.
Rasi bintang menyaksikan desahan kerinduanku, seiring berjalannya waktu, dan alam semesta semakin dekat. Namun, dalam keheningan, sebuah koneksi tetap ada, sebuah ikatan yang tak terputus, oleh liku-liku kosmik.
Seandainya engkau ada di sini, dalam keadaan trans saat ini, untuk berdansa denganku di hamparan surgawi. Karena dalam simfoni alam berbintang, aku menggemakan sentimen tersebut, oh, seandainya engkau ada di sini.
***
Solo, Sabtu, 30 Desember 2023. 10:25 pm
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H