Aku memilih gunung yang terjal dan tinggi, simbol tantangan, berdiri begitu megah. Puncaknya menyentuh langit, pemandangan yang menakutkan, namun aku mendambakan pendakian itu, dengan sekuat tenaga.
Melewati lembah-lembah yang dalam dan sungai-sungai yang lebar, aku akan menavigasi perjalanan, langkah demi langkah. Gunung membisikkan cerita yang tak terkatakan, kisah tentang keberanian, tentang yang tangguh dan berani.
Aku memilih gunung yang mahkotanya tertutup salju, laksana penjaga yang diam, melemparkan bayangan ke bawah. Lerengnya mungkin curam, pendakiannya dalam, tapi aku akan menaklukkan setiap rintangan, semangatku tidak terikat.
Dalam gema angin, serta gemerisik pepohonan, aku akan menemukan kekuatanku, biarkan kekuatan itu membawaku. Sebab di puncak, tempat elang terbang, aku akan melihat sekilas dunia, tidak seperti sebelumnya.
Udaranya segar, pemandangannya indah, sebuah pahala atas perjuangan, atas pendakian yang tiada henti. Aku memilih gunung, ujian kemauan, sebuah perjalanan pertumbuhan, namun tetap merupakan tantangan.
Karena dalam bayangannya, aku akan belajar dan berkembang, sebuah perjalanan diri, kesempatan untuk menganugerahkan. Atas diriku sendiri anugerah ketahanan, saat aku mendaki puncak, dengan kecemerlangan yang rendah hati.
Aku memilih gunung, bukan karena kemudahannya, namun untuk pelajaran yang tersembunyi dalam angin sepoi-sepoi. Untuk berdiri di puncak, dengan dunia di bawah, sebuah bukti kekuatan, sebuah kemenangan untuk ditunjukkan.
***
Solo, Selasa, 5 Desember 2023. 6:02 am
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H