Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Konflik antara Palestina dan Israel secara Berimbang

28 November 2023   12:03 Diperbarui: 28 November 2023   12:07 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Liputan6.com

Memahami konflik antara Palestina dan Israel memerlukan pemahaman terhadap sejarah, politik, budaya, dan faktor-faktor lain yang telah memainkan peran dalam perkembangan konflik ini selama beberapa dekade. Penting untuk dicatat bahwa topik ini sangat kompleks, dan pandangan terhadap konflik ini dapat bervariasi tergantung pada perspektif yang diambil. Saya akan mencoba memberikan gambaran secara berimbang, meskipun tidak mungkin untuk mencakup semua aspek dalam ruang singkat ini.

Sejarah Singkat

Mandat Britania di Palestina (1917-1948): Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa memberikan Mandat Britania untuk Palestina. Pada saat ini, imigrasi Yahudi meningkat di wilayah ini.

Pembentukan Negara Israel (1948): Pada tahun 1947, PBB mengusulkan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara, satu bagi orang Yahudi dan satu bagi orang Arab. Meskipun orang Yahudi menerima proposal ini, orang Arab menolaknya, yang menyebabkan perang. Israel kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948.

Perang Arab-Israel (1948-1949): Beberapa negara Arab menyerang Israel sebagai respons terhadap pendirian negara baru ini. Perang ini berakhir dengan gencatan senjata, dan batas-batas wilayah ditetapkan.

Perang Enam Hari (1967): Israel menghadapi ancaman dari negara-negara Arab, dan dalam waktu enam hari, Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan.

Perang Yom Kippur (1973): Terjadi perang antara Israel dan koalisi Arab. Meskipun Israel berhasil mengatasi serangan tersebut, ini memicu kesadaran internasional terhadap masalah Palestina.

Isu Sentral

Pemukiman Yahudi di Tepi Barat: Israel terus membangun pemukiman di Tepi Barat, yang dianggap ilegal oleh banyak pihak dan menjadi salah satu pemicu ketegangan.

Status Yerusalem: Yerusalem memiliki kepentingan religius dan budaya yang besar bagi kedua pihak. Status Yerusalem sebagai ibu kota Israel diakui oleh Israel, tetapi ini ditolak oleh sebagian besar negara-negara Arab dan beberapa negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun