Musim hujan yang tertunda, bunga-bunga menunggu kelembutan air. Namun langit masih membisu, dalam diamnya, rindu terus tumbuh.
Embun malu-malu menghiasi dedaunan, seperti air mata yang tak jua turun. Rindang pepohonan menanti panggilan, guruh di kejauhan, bisikkan janji yang tertunda.
Angin membawa aroma tanah basah, menyapa daun-daun yang gelisah. Mengapa hujan masih enggan datang, padahal bumi ini haus akan sentuhannya.
Langit biru berubah kelabu, awan mendung menutup harapan. Tetapi di setiap tetes embun, ada pesona yang tak tergantikan.
Musim hujan yang tertunda, seakan puisi yang terlupakan. Dalam setiap tetes air yang jatuh, ada cerita tentang kehidupan yang terus berputar.
Bumi menanti dengan sabar, rindunya yang tertunda terpatri dalam tanah. Dan ketika hujan akhirnya tiba, semua kerinduan akan bertemu dalam pelukan.
Oh, musim hujan yang tertunda, janganlah lama engkau merajut kabut. Biarlah air menjadi pena, menulis kisah cinta antara langit dan bumi.
***
Solo, Rabu, 22 November 2023. 2:34 pm
Suko Waspodo