Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Musim Hujan yang Tertunda

22 November 2023   14:41 Diperbarui: 22 November 2023   14:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Cathy Quinn Art

Musim hujan yang tertunda, bunga-bunga menunggu kelembutan air. Namun langit masih membisu, dalam diamnya, rindu terus tumbuh.

Embun malu-malu menghiasi dedaunan, seperti air mata yang tak jua turun. Rindang pepohonan menanti panggilan, guruh di kejauhan, bisikkan janji yang tertunda.

Angin membawa aroma tanah basah, menyapa daun-daun yang gelisah. Mengapa hujan masih enggan datang, padahal bumi ini haus akan sentuhannya.

Langit biru berubah kelabu, awan mendung menutup harapan. Tetapi di setiap tetes embun, ada pesona yang tak tergantikan.

Musim hujan yang tertunda, seakan puisi yang terlupakan. Dalam setiap tetes air yang jatuh, ada cerita tentang kehidupan yang terus berputar.

Bumi menanti dengan sabar, rindunya yang tertunda terpatri dalam tanah. Dan ketika hujan akhirnya tiba, semua kerinduan akan bertemu dalam pelukan.

Oh, musim hujan yang tertunda, janganlah lama engkau merajut kabut. Biarlah air menjadi pena, menulis kisah cinta antara langit dan bumi.

***

Solo, Rabu, 22 November 2023. 2:34 pm
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun