Di alam bayang-bayang, dimana kebebasan berada, perang pembebasan di bawah langit. Gema keberanian, seruan, saat hati bersatu, tak ada lagi yang perlu dipatuhi.
Di bawah jubah malam penindasan, kerinduan akan fajar, haus akan cahaya. Rantai keheningan mulai putus, saat kebebasan berbisik, orang-orang terbangun.
Di labirin ketakutan, tempat para tiran melangkah, benih-benih pemberontakan diam-diam menyebar. Keberanian mekar di saat-saat tergelap, sebuah simfoni kekuatan, kekuatan rakyat.
Melalui medan perjuangan, sebuah perjalanan terbentang, permadani yang ditenun dengan benang mutiara. Setiap langkah, protes, setiap suara sebuah lagu, dalam perang pembebasan, dimana mimpi berada.
Tinta harapan pada perkamen keputusasaan, menulis kisah perlawanan, warisan yang harus ditanggung. Melawan badai, hati yang gagah berani berdiri, demi kebebasan, mereka merebut kembali tanah tersebut.
Melalui gema sejarah, pertempuran dimenangkan, harga pembebasan, dibayar oleh matahari. Permadani yang ditenun dengan pengorbanan dan perjuangan, perang pembebasan, kisah kehidupan.
Biarlah panji-panji kebebasan berkibar, sebagai simfoni keadilan yang didambakan rakyat. Dalam perang pembebasan, biarlah cinta menjadi panduannya, untuk dunia yang terlahir kembali, dimana semua orang bisa tinggal.
***
Solo, Rabu, 22 November 2023. 9:03 am
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H