Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bekerja dari Rumah dan Kontrak Psikologis

11 November 2023   07:01 Diperbarui: 11 November 2023   07:06 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontrak psikologis mengacu pada harapan dan kewajiban tidak tertulis yang ada antara karyawan dan pemberi kerja di tempat kerja. Dengan meluasnya penerapan kerja jarak jauh, kontrak psikologis tradisional telah berkembang, dan pertimbangan-pertimbangan baru pun bermunculan. Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait kontrak psikologis dalam konteks bekerja dari rumah:

Fleksibilitas dan Otonomi

  • Kontrak Tradisional: Karyawan mungkin mengharapkan tingkat fleksibilitas dan otonomi tertentu dalam lingkungan kantor.
  • Kontrak Kerja Jarak Jauh: Bekerja dari rumah sering kali disertai dengan peningkatan fleksibilitas dan otonomi. Karyawan mungkin menghargai kemampuan untuk mengatur jadwal mereka sendiri dan bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman.

Kepercayaan dan Pemantauan

  • Kontrak Tradisional: Pengusaha mungkin mengandalkan kehadiran fisik sebagai ukuran produktivitas.
  • Kontrak Kerja Jarak Jauh: Kepercayaan menjadi elemen krusial. Pengusaha perlu percaya bahwa karyawannya bekerja secara efektif, sementara karyawan mungkin merasakan kebutuhan akan kepercayaan dan otonomi sebagai imbalannya.

Komunikasi dan Koneksi

  • Kontrak Tradisional: Interaksi tatap muka adalah hal biasa, dan komunikasi sering kali dilakukan secara langsung.
  • Kontrak Kerja Jarak Jauh: Komunikasi mungkin lebih mengandalkan alat digital. Mempertahankan rasa keterhubungan dan memastikan saluran komunikasi yang jelas menjadi penting untuk menegakkan kontrak psikologis.

Keseimbangan Kehidupan Kerja

  • Kontrak Tradisional: Mungkin ada batasan yang lebih jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
  • Kontrak Kerja Jarak Jauh: Menjaga keseimbangan kehidupan kerja menjadi sebuah tantangan. Harapan yang jelas mengenai jam kerja dan menghargai waktu pribadi sangatlah penting.

Pengembangan Profesional

  • Kontrak Tradisional: Peluang untuk pengembangan profesional mungkin lebih terstruktur di lingkungan kantor.
  • Kontrak Kerja Jarak Jauh: Pengusaha perlu menemukan cara baru untuk mendukung pertumbuhan profesional karyawan, mungkin melalui program pelatihan dan pengembangan virtual.

Kesejahteraan dan Dukungan

  • Kontrak Tradisional: Pengusaha mungkin memiliki visibilitas yang lebih besar terhadap kesejahteraan karyawan.
  • Kontrak Kerja Jarak Jauh: Pengusaha perlu secara aktif mendukung kesejahteraan karyawan, baik secara fisik maupun mental. Hal ini dapat melibatkan program kesehatan virtual, sumber daya kesehatan mental, dan kebijakan waktu istirahat yang fleksibel.

Evaluasi Kinerja

  • Kontrak Tradisional: Kinerja mungkin dinilai melalui observasi langsung.
  • Kontrak Kerja Jarak Jauh: Pengusaha mungkin perlu mengembangkan metrik kinerja baru yang berfokus pada hasil, bukan proses. Check-in rutin dan diskusi kinerja menjadi penting.

Teknologi dan Infrastruktur

  • Kontrak Tradisional: Kantor menyediakan teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk bekerja.
  • Kontrak Kerja Jarak Jauh: Pengusaha harus memastikan bahwa karyawan jarak jauh memiliki alat dan dukungan yang diperlukan untuk menjalankan peran mereka secara efektif.

Dalam mengelola kontrak psikologis di lingkungan kerja jarak jauh, komunikasi terbuka, membangun kepercayaan, dan komitmen terhadap kesejahteraan karyawan adalah hal yang terpenting. Pengusaha perlu menyesuaikan kebijakan dan praktik untuk memenuhi kebutuhan pekerja jarak jauh yang terus berkembang sekaligus memastikan pengalaman kerja yang positif dan memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun